Sabtu, 4 Oktober 2025

Tenda Esek-esek Dibongkar Oknum Marinir Mengamuk

Wartawan jadi korban, diduga dianiaya oknum marinir, malahan ada yang masuk rumah sakit.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Tenda Esek-esek Dibongkar Oknum Marinir Mengamuk
Tribun Pekanbaru
Salah seorang wartawan menjadi korban kekerasan marinir di Padang, Sumatera Barat

TRIBUNNEWS.COM,PADANG--Pembongkaran kafe-kafe liar yang diduga tempat esek-esek di kawasan Bukit Lampu, Sungai Beremas, Padang, Selasa (29/5), ricuh dan berdarah-darah. Wartawan jadi korban, diduga dianiaya oknum marinir, malahan ada yang masuk rumah sakit.

“Budi Sunandar, kontributor Global TV dan Jamaldi, Favorit TV dihajar, “ ujar  beberapa wartawan.

Keberingasan oknum itu tidak sampai di situ, beberapa wartawan lainnya luka memar dan kamera dirusak. Hingga pukul 18.00 WIB, masih ada wartawan yang belum bisa keluar dari kepungan petugas berpakaian loreng itu.

“Kalau benar, itu perbuatan brutal. Saya tindak tegas dia, itu bukan tak terpuji, “ kata Danyon Marinir Lantamal II Letkol Suwandi.

“Itu bisa dipecat,” kata Walikota Padang, Fauzi Bahar yang juga purnawirawan marinir. Fauzi merupakan tokoh yang sukses membangun Lantamal II di Teluk Bayur.

Sementara Satpol PP, petugas yang melakukan pengawal pembongkaran kafe itu hanya diam saja, terkesan membiarkan saja wartawan dipukul, padahal wartawan datang ke sana karena diajak.

Ketika wartawan selesai meliput di tengah jalan bertemu kerumunan massa. Rupanya ada bentrok antara warga dan oknum marinir. Karena ada momen bagus, para wartawan itu pun turun dari mobil dan mengambil gambar.

Demi melihat ada wartawan, oknum marinir meradang. Kameramen Global TV, Budi Sunandar, direnggutkan bagian telinganya. Telinga itu dapat tujuh jahitan di rumah sakit.

Fotografer Padang Ekspres, Sy Ridwan pun mengambil foto, diminta menghapus gambar yang diambil.

“Hapus!” Teriak Pak Marnir itu. Kamera itupun direnggutkan.
Kameramen Favorit TV, Jamaldi dibentak, kameranya dirusak.

Caranya, dihempas-hempaskan ke aspal. Padahal Jamaldi baru saja mengambil gambar wartawan dianiaya. Kemudian semua wartawan dalam mobil itu disikat habis perkakas kerjanya.

Puncak kekecewaan warga Lubuk Begalung dengan adanya aktivitas maksiat di daerahnya itu, terlihat saat pembongkaran beberapa hari yang lalu yang tebang pilih. Pol PP dinilai tidak profesional.

Warga pun turun tangan, mereka menyapu rata semua pondok yang ada di sepanjang perbukitan tersebut. Selain itu, warga juga membakar pondok-pondok yang dijadikan tempat mesum oleh para pengunjung yang datang.

Salah seorang warga Yusniar (34), mengatakan adanya aktivitas maksiat di kampungnya membuat warga resah. Namun, karena sebagian pemiliknya masih warga Lubeg, mereka takut melakukan pembongkaran tanpa ada dukungan dari seluruh elemen pemerintahan dan bantuan dari aparat.

Senin (28/5) warga dengan pihak terkait melakukan rapat koordinasi untuk menyapu bersih seluruh, tempat berbau mesum yang masuk dalam kawasan Lubeg. Kesepakatan bersama, seluruh pondok atau tempat yang menyediakan fasilitas aktivitas maksiat harus dibongkar dan dimusnahkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved