Empat Mahasiswi Akper Depkes Keracunan Ikan
Sebanyak empat mahasiswi Akademi Keperawatan (Akper) Depkes RI, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat,

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Dedi Iskandar
TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Sebanyak empat mahasiswi Akademi Keperawatan (Akper) Depkes RI, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Senin (21/5/2012) siang terpaksa dilarikan ke RSUD Cut Nyak Dhien akibat keracunan setelah mengkonsumsi lauk ikan yang disajikan juru masuk kampus mereka di Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan. Akibatnya, keempat mahasiswi tingkat II itu harus dirawat intensif di rumah sakit.
Berdasarkan data yang diperoleh wartawan di ruang Internis (penyakit dalam) RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, tadi malam, empat mahasiswi jurusan keperawatan itu masing-masing Nur Fitri (19) mahasiswi asal Labuhan Haji, Kabupaten Abdya, Ita Afrida (19) asal Jeuram, Nagan Raya, Rusmaidar (19) asal Desa Tripa, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya, serta Safwati (19) asal Sigli, Kabupaten Pidie.
“Dari empat orang yang dirawat di rumah sakit, dua orang rekan saya Ita dan Safwati sudah dibawa pulang keluarganya guna dirawat di rumah. Sedangkan saya dan Rusmaidar masih harus dirawat di sini,” kata Nur Fitri kepada sejumlah wartawan dengan suara lemah. Di lubang hidung sebelah kanan Nur Fitri tampak dipasangi selang oksigen.
Menurutnya, gejala keracunan yang ia alami bersama tiga temannya itu muncul sekitar pukul 11.00 WIB, saat sedang belajar di ruangan kampus. Keempatnya tiba-tiba pusing dan mual sehingga harus diberikan pertolongan oleh rekan yang lain dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Kata Nur Fitri, sebelum peristiwa itu, sekitar pukul 09.00 WIB mereka mengambil rantangan dengan jenis lauk ikan yang disediakan pihak kampus melalui juru masak untuk dikonsumsi. Namun sekitar dua jam kemudian mereka mengalami pusing dan muntah-muntah. “Yang saya tahu karena makan ikan, sampai saat ini masih pusing, mual dan muntah-muntah. Dan saya juga sudah mencret karena keracunan yang saya alami,” katanya.
Sedangkan rekan Nur Fitri yakni Rusmaidar yang dirawat dalam satu ruangan di bangsal Internis RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, belum bisa diwawancarai karena kondisinya masih lemah. Bahkan Rusmaidar terlihat tak berdaya dan hanya terbaring ditemani keluarganya.
Sementara itu, petugas medis yang berusaha dimintai keterangan oleh wartawan mengaku tak berani memberikan komentar karena pasien keracunan itu sudah ditangani dokter ahli. “Baiknya besok (hari ini-red) wawancarai saja dokternya, karena yang lebih paham adalah dokter,” kata seorang petugas medis yang enggan ditulis namanya.