Ujian Nasional 2012
Siswa SMP Samarinda Terancam UN di Penjara
Sementara itu, data terakhir yang diterima panitia menunjukkan bahwa seorang siswa saat ini sedang berada di Lembaga Pemasyarakatan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
aTRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di Samarinda, tercatat 91 siswa tidak hadir. Jumlah ini tidak mengalami penambahan dari hari sebelumnya.
Sekretaris UN Kota Samarinda, Endang Rumiati ketika ditemui di ruangannya, Selasa (24/4/2012) mengungkapkan untuk tahun ini, UN SMP diikuti sebanyak 10.967 siswa yang terdiri dari 9.521 siswa SMP dan 1.438 siswa madrasah serta 8 orang siswa SMP Luar Biasa (LB). Jumlah sekolah penyelenggara UN sebanyak 90 sekolah, 20 sekolah diantaranya menggabung.
Endang memaparkan, dari 91 siswa tersebut terdapat siswa sakit 6 orang, izin 5 orang, berhenti sekolah 76 orang dan 4 orang tidak hadir tanpa keterangan.
"Kita masih terus menunggu semua informasi dari masing-masing rayon tentang keadaan siswanya. Saat ini, yang tidak jelas keterangannya ada 4 orang, tapi masih kita tunggu terus informasinya. Begitu juga dengan izin yang 5 orang masih kita tunggu seperti apa izin yang diberikan sekolah. Selain yang 76 siswa dan 4 yang belum jelas, selebihnya akan mengikuti ujian susulan," kata Endang sembari memaparkan bahwa ujian susulan akan diadakan pada 30 April hingga 4 Mei 2012 di masing-masing rayon dan pengumuman kelulusan pada 2 Juni 2012.
Sementara itu, data terakhir yang diterima panitia menunjukkan bahwa seorang siswa saat ini sedang berada di Lembaga Pemasyarakatan. Menurut Endang, siswa ini tetap akan mendapatkan haknya untuk mengikuti ujian nasional. Tapi menurutnya, ujian itu akan dilaksanakan bersamaan dengan jadwal ujian susulan. Untuk teknis pelaksanaan, akan sama seperti ujian pada umumnya didampingi 2 orang pengawas.
"Ada siswa di sub rayon 16 yang kabarnya masih di Lembaga Pemasyarakatan. Tetap berhak untuk ikut ujian nasional di ujian susulan nantinya. Masih kita tunggu informasinya, tapi walaupun kasusnya belum selesai, tetap akan kita fasilitasi untuk mengikuti ujian," paparnya.