Jumat, 3 Oktober 2025

Gunung Lokon Meletus

Mitos Seputar Erupsi Gunung Lokon yang Terbukti Benar

warga Desa Warembungan, Minahasa, menyakini daerah mereka selalu terlindung dari terpaan abu vulkanik karena ada kaitan dengan mitos.

zoom-inlihat foto Mitos Seputar Erupsi Gunung Lokon yang Terbukti Benar
Tribun Manado/Kevrent Sumurung
Kondisi terakhir Gunung Lokon usai meletus dahsyat Minggu (17/7/2011) siang.

Laporan Wartawan Tribunmanado.co.id, Fransiska Polohindang

Aktivitas vulkanik  Gunung Lokon sudah terjadi sejak dahulu kala. Seperti halnya gunung- gunung api di Jawa, warga Desa Warembungan, Kecamatan Pinelang, Minahasa, menyakini daerah mereka selalu terlindung dari terpaan abu vulkanik karena ada kaitan dengan mitos.

WARGA Warembungan meyakini desa mereka tidak akan terkena dampak letusan Lokon karena Gunung Tatawiaran dan Gunung Opo Lokon yang dipercayai sebagai penjaga gunung Lokon.  Opa Laurens Tulus (74),  tetua kampung di Desa Warembungan, mengaku masih percaya dengan cerita orangtua dahulu.

"Waktu saya masih kecil orang tua  selalu mengingatkan dengan tegas agar tidak melakukan hal-hal yang jahat dan tidak terpuji," ungkap Opa Laurens ketika ditemui beberapa hari lalu.

Menurut orangtua dulu, kata  Laurens, jika di Desa Warembungan ada pemuda atau pemudi desa yang salah pergaulan atau sengaja melakukan hal-hal yang tidak bermoral maka Gunung Lokon pasti meletus.

"Menurut orangtua saya, setiap Lokon meletus pasti ada dosa atau kesalahan yang dilakukan warga, maka kami selalu diingatkan agar selalu menjaga sikap terutama menjelang dewasa," ungkapnya.

Dan memang terbukti, di waktu lalu, jika khususnya di Kampung Warembungan ada warga desa yang kedapatan melakukan kesalahan atau kejahatan maka Gunung Lokon pasti menyemburkan debu atau lava pijar.

"Dan itu memang benar terjadi. Setiap ada warga yang buat kesalahan pasti Lokon bereaksi," tutur Opa Laurens.

Hanya saja menurut Opa Laurens, meskipun Gunung Lokon meletus dengan kekuatan besar diserat semburan material debu vulkanik, Desa Warembungan selalu terlindungi dari abu maupun terjangan material vulkanik lainnya.

"Itu kata orangtua karena Warembungan dilindungi oleh Tatawiran yang menurut cerita merupakan mertua dari Lokon," ujar Opa Laurens.

Gunung Tatawiran yang saat ini lebih dikenal dengan kawah aktifnya Tampoluan, dipercayai tua-tua Warembungan dulu sebagai pelindung warga Desa Warembungan dari semburan debu vulkanik Gunung Lokon.

"Itulah mengapa sejak dari dulu desa ini tidak pernah kena abu vulkanik, kalaupun ada pasti sangat sedikit," ungkap Opa Laurens.

Selain itu, menurut cerita  sejak masa silam terdapat ikatan psikologis yang sangat kuat antara Desa Warembungan dengan Opo Lokon yang dipercayai sebagai penjaga utama Gunung Lokon.

"Tua-tua dulu punya hubungan erat sekali dengan Opo Lokon karena orang Ewarembungan juga adalah orang Tombulu asli yang terkenal sangat dekat dengan Opo Lokon. Makanya tua-tua dulu sering membawa sesajen untuk Opo Lokon," tutur Opa Laurens.

Dulu, ujarnya, jika warga Warembungan atau warga  keturunan orang Tombulu melakukan kesalahan fatal atau suatu kejahatan sehingga Lokon meletus, maka tua-tua kampung Desa Warembungan akan berkumpul di suatu tempat yang kini disebut  kampung baru untuk menyerahkan sesajen sebagai tanda permintaan maaf dan ampun atas kesalahan warga yang mengakibatkan Lokon mengamuk.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved