TKW Dipancung di Arab Saudi
Puluhan Aktivis Doa Bersama untuk Ruyati
Puluhan aktivis dari berbagai organisasi di Cirebon dan Majalengka menggelar doa bersama untuk Ruyati, TKI yang tewas dihukum pancung
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Puluhan aktivis dari berbagai organisasi di Cirebon dan Majalengka, Jawa Barat, menggelar doa bersama untuk Ruyati, TKI yang tewas dihukum pancung di Arab Saudi, Selasa (21/6/2011) malam.
Bertempat di depan Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, acara doa bersama dipimpin langsung Ketua Majlis Nasional Aliansi Bhineka Tunggal Ika yang juga pemimpin Pondok Pesantren Al-Mizan, Maman Imanulhaq.
Dengan diterangi cahaya lilin, doa bersama untuk Ruyati berlangsung khusyuk. Para aktivis juga turut mendoakan TKI lain yang berjuang di negeri orang. Apalagi ada puluhan TKI yang tengah menghadapi hukuman pancung.
Selain itu, para aktivis juga mengecam keras perlakuan negara luar yang semena-mena terhadap TKI. Lebih-lebih negara arab yang mengatasnamakan syariat Islam.
"Tapi tidak memperhatikan hak asasi manusia. Perlakuan mereka yang mengaku Islam tapi bertolak belakang dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadits. Syariat Islam hanya dijadikan sebagai alat politik," kata Maman, di sela-sela doa bersama.
Dengan demikian, Maman pun menyatakan dengan tegas menolak hukuman mati. Sebab, kata dia, hukuman mati telah merampas hak asasi manusia. Apapun alasannya, hukuman mati harus dihapuskan.
Maman juga menilai, apa yang menimpa Ruyati sebagai bentuk kelemahan Indonesia. Para pemimpin negeri ini, kata dia, seolah tidak peduli terhadap warga negaranya sendiri. Padahal TKI merupakan pahlawan devisa.
Maman mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 3,7 persen juga berkat TKI. Sebab TKI merupakan penyumbang kedua setelah migas. "Tapi mana perlindungan negara untuk para buruh migran tersebut?" katanya.
Dengan kurangnya perhatian terhadap TKI, Maman menilai negara hanya mau memeras keringat warganya semata. Sementara perlindungan tidak ada.
Ruyati, TKI asal Bekasi telah menjalani hukuman pancung di Arab Saudi, Sabtu (18/6/2011). Dia dikenai hukuman pancung karena dituduh telah membunuh majikannya.