Kades Gunung Sengia Setuju Keberadaan Perkebunan Sawit
Tidak semua masyarakat di Kecamatan Serawai Ambalau menolak keberadaan perkebunan kelapa sawit
TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Tidak semua masyarakat di Kecamatan Serawai Ambalau menolak keberadaan perkebunan kelapa sawit, ada juga sebagian masyarakat yang pro dengan sawit,mereka menganggap perkebunan sawit sudah banyak membantu masyarakat.
Kades Gurung Sengia, Kecamatan Serawai, Yohanes Liho, mengatakan, di desa yang dipimpinnya masyarakat justru sepakat dengan masuknya perkebunan sawit. Kata dia masyarakat tidak pernah mempersoalkannya.
"Memang ada masyarakat yang menolak sawit, namun sebagian mereka adalah orang yang mampu, sedangkan orang yang tidak mampu tidak pernah menolak sawit karena itu akan membantu masyarakat," katanya.
Pernyataan Yohanes tersebut sekaligus untuk membantah aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat beberapa waktu lalu di Kantor bupati Sintang dan kantor DPRD Sintang yang menolak keberadaan sawit.
Kata Yohanes, alasan masyarakat di daerahnya setuju jika ada perusahaan yang masuk, lantaran lahan yang mereka miliki selama ini tak tergarap, sedangkan untuk menanami karet yang baru mereka tidak mampu.
"Memang hasil sawit lebih kecil jika dibandingkan dengan karet. Akan tetapi karena masyarakat tidak mampu untuk menanami karet yang baru merekapun rela menyerahkan lahannya kepada perusahaan," katanya.
Dirinya juga membantah, soal bagi hasil yang dilakukan antara perusahaan dan masyarakat hanya 80-20. Yang benar menurutnya adalah 70-30.
Sekdes Nanga Ambalau, Eporius Ental, juga menyatakan hal serupa dikatakannya, masyarakat di daerahnya juga tidak melakukan penolakan seperti yang dikatakan oleh masa. "Yang perlu diketahui mereka yang demo juga bukan masyarakat Serawai Ambalau mereka hanya warga sintang yang dimanfaatkan saja," tandasnya.
Untuk itu dia berharap kepada masyarakat jangan mau diprovokasi, dengan kepentingan yang tidak jelas. Kata dia jika ada yang tidak setuju dengan keberadaan sawit hendaknya jangan melibatkan orang lain di dalamnya. "Soal pengelolaan amdal kami juga sudah dilibatkan," tandasnya.
Dia juga membantah jika perusahaan yang masuk ke daerahnya tidak melakukan sosialisasi seperti yang dikatakan massa, kata dia jika tidak ada sosialisasi tidak mungkin perusahaan akan berani masuk.