Merapi Meletus
Ada Relawan yang Siap Daur Ulang Sampah Pengungsi
Selain relawan konvensional yang membantu urusan sandang dan pangan, ternyata ada juga relawan dalam urusan pengelolaan sampah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Selain relawan konvensional yang membantu urusan sandang dan pangan, ternyata ada juga relawan dalam urusan pengelolaan sampah di barak pengungsian Gelanggang Pemuda, Kronggahan, Sleman. Atas inisiatif sendiri aksi ini diprakarsai oleh Kelompok Jejaring Pengelola Sampah Provinsi DIY.
Kelompok jejaring ini terdiri dari kelompok di kampung-kampung yang sudah mengelola sampah secara mandiri. Diantaranya, KSM Mekar Abadi dari Sedayu, Kel Sukunan Bersemi dari Sukunan, Kel Ngudi Mandiri dari Serut, Kel.Gemah Ripah dari Badegan, dan banyak lagi. “tujuan kami cuma membantu pemerintah, tanpa dimintapun kami berinisatif untuk menjadi relawan” ujar Harto (53), pemrakarsa kelompok jejaring dari desa Sukunan kepada Tribunnews.com, Rabu (17/11/2010).
Aksi ini dimulai sejak hari Senin (8/11/2010) lalu dengan mengerahkan relawan 10-12 orang setiap harinya. Sampah di barak pengungsian diangkut ke posko pengelolaan sampah yang kemudian dipilah berdasarkan jenisnya, organik dan non-organik. ”Dalam sehari kami bisa mengumpulkan 6 sampai 7 kwintal sampah. Yang non-organik langsung dijual, yang organik
dijadikan kompos”, terang Junaedi (48) selaku koordinator aksi.
Selain menjaga kebersihan dan kenyamanan barak pengungsian, aksi ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. ”Kami mencoba memberikan pemahaman pada pengungsi bahwa sampah itu berguna. Tiga per empat dari sampah bisa dimanfaatkan” ujar Junaedi. Aksi ini juga mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga BLH (Badan Lingkungan Hidup) DIY mengupayakan tenda, karung, cangkul, dan gerobak untuk membantu kerja para relawan.
Manfaat dari aksi ini dapat dirasakan langsung oleh para pengungsi dan relawan lainnya. Seperti keterangan Nani (41), seorang pengungsi dari Turi, Sleman, ”Kalau tidak dikelola sampah bisa di mana-mana, kasihankan banyak sampah nanti pengungsinya pada sakit," katanya.
Program pengelolaan sampah ini akan dijalankan sampai akhir bulan desember 2010. Dan rencananya akan diadakan juga pameran dan fashionshow limbah pada tanggal 3 desember bekerjasama dengan mahasiswa ISI Yogyakarta. ”Selain menunjukkan manfaat sampah, acara itu nanti juga untuk memberikan penghiburan kepada para pengungsi” kata Junaedi.