Merapi Meletus
Suminah Sudah Dua Kali Shalat Ied di Pengungsian
Belum ada lagi acara istimewa, selain melaksanakan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban Idul Adha 1431 Hijriyah

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA -- Belum ada lagi acara istimewa, selain melaksanakan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban dalam pelaksanaan hari besar Idul Adha 1431 Hijriyah, yang jatuh, Selasa, (16/11/2010), di posko pengungsian Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Para pengungsi di stadion itu, kembali menjalani aktifitasnya seperti biasa.
Para pengungsi tampak asyik ngobrol-ngobrol sambil tidur-tiduran dengan sesamanya di mushala dan tempat peristirahatan. Ada pula yang sibuk mencari-cari baju di antara ribuan tumpukan pakaian bekas. Beberapa pengungsi lainnya juga terlihat sedang memeriksakan dirinya di posko kesehatan. Sementara anak-anak kecil ada yang penasaran melihat prosesi pemotongan hewan kurban di sebelah utara stadion.
"Biasa-biasa aja, mas. Barusan kita shalat Id. Terus mendengarkan ceramah. Tahun 1994 saya juga pernah merayakan Idul Adha di pengungsian. Waktu itu Gunung Merapi meletus juga," kata Suminah, (42), warga Dusun Ngempring, Kecamatan Pakem, Sleman, Selasa, (16/11/2010), di Stadion Maguwoharjo.
Tetapi, lanjut Suminah, Idul Adha kali ini tidak jauh berbeda dengan acara perayaan tahun lalu di dusunnya itu. Potong kurbannya sama-sama di lapangan. Orang-orangnya ramai, karena waktu itu Idul Adha dirayakan oleh tiga dusun sekaligus. Hanya saja tempatnya berbeda.
Kendati demikian, Suminah tetap merasa tidak tenang. Pikirannya masih tertuju dengan keadaan rumah dan harta benda yang ditinggalkannya ke lokasi pengungsian. Begitu pula kebun salaknya. Ia sama sekali belum kembali ke rumahnya karena takut Merapi meletus lagi.
"Saya nggak bisa tenang kalau berada jauh dari rumah. Rasanya sedih, mas. Saya juga nggak tahu bagaimana keadaan rumah saya. Kebun saya, mas. Tapi, ya mau bagaimana lagi tho. Yang penting saya dan keluarga saya bisa selamat" ujarnya. (*)