Minggu, 5 Oktober 2025

Menag Sebut Kemajuan Teknologi Ungkap Kebenaran Ilmiah Al-Qur'an

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Al-Qur'an tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). 

Kemenag
PERINGATAN NUZULUL QURAN - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan 1446 H dengan tema "Merawat Kerukunan Umat dan Membangun Cinta Damai melalui Al-Qur’an" di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (17/3/2025) malam. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Al-Qur'an tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan 1446 H dengan tema "Merawat Kerukunan Umat dan Membangun Cinta Damai melalui Al-Qur’an".

Acara yang berlangsung di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (17/3/2025) malam yang dihadiri sejumlah tokoh nasional dan perwakilan negara sahabat.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Al-Qur'an tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, kemajuan teknologi justru semakin mengungkap kebenaran ilmiah yang terkandung dalam kitab suci umat Islam.

“Al-Qur'an tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Al-Qur'an juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI,” ujar Nasaruddin.

Ia mengutip temuan William Brown yang menyebut bahwa dedaunan mengeluarkan getaran, dan getaran tersebut, ketika direkam menggunakan AI, menghasilkan pola bertuliskan “Allah”.

Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa seluruh alam semesta bertasbih kepada Allah sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an.

Menag juga mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, sebagaimana yang ditekankan dalam konsep ekoteologi Islam. “Seluruh alam semesta merupakan saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Tidak ada benda mati, semuanya bertasbih kepada-Nya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nasaruddin mengulas bahwa Al-Qur'an diturunkan untuk membimbing manusia kembali kepada fitrah keilahiannya. Ia menjelaskan bahwa Allah memiliki dua aspek, yakni The Lord yang maskulin dan perkasa, serta The God (Rabbun) yang penuh kasih dan pemeliharaan.

“Menariknya, 80 persen dari 99 Asmaul Husna bersifat feminim, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berulang kali disebut dalam Al-Qur'an. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih menonjol sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,” paparnya.

Menurutnya, jika seluruh ayat Al-Qur'an. diringkas menjadi satu kata, maka kata tersebut adalah cinta. Karena itu, ia menegaskan bahwa Islam seharusnya diperkenalkan dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.

Baca juga: Kemenag RI: Penyelenggara Zakat dan Wakaf Dituntut Lebih Responsif 

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad, menambahkan, peringatan Nuzulul Quran tahun ini diawali dengan Gerakan Indonesia Khataman. Sebanyak 350.000 khataman Al-Qur'an telah diselesaikan dalam satu hari pada 16 Maret 2025.

Selain itu, Kemenag juga meluncurkan Penulisan Mushaf Nusantara sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan Al-Qur'an bercorak khas Indonesia. Menag Nasaruddin Umar dijadwalkan menorehkan titik pada lafaz basmalah sebagai simbol dimulainya penulisan mushaf tersebut.

“Nuzulul Quran adalah peristiwa monumental yang membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Al-Qur'an hadir sebagai pedoman hidup yang mengajarkan kemanusiaan, keadilan, dan harmoni,” ujar Abu.

Ia mengatakan, sebagai negara dengan keberagaman etnis dan budaya, Indonesia memiliki potensi konflik horizontal.

Namun, jika setiap pemeluk agama mengamalkan ajaran kitab sucinya, kerukunan dan kedamaian akan terus terjaga.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved