Ramadan 2019
Ramadan Waktunya Merenungkan Kembali Hubungan Sesama Muslim yang Berbeda Pilihan Politik
Sudah saatnya bulan suci ini dimanfaatkan untuk merenung kembali atas panas-dinginnya hubungan sesama muslim yang berbeda pilihan politik.
Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa Raslullah saw bersabda: "Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasut. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari." (HR Muttafaq `alaihi).
Waktu toleransi tiga hari diasumsi sebagai masa untuk merenung dan mengevaluasi hubungan, untuk kemudian diperbaiki kembali demi kepentingan ukhuwwah (persaudaraan).
Persaudaraan adalah wujud dari pengamalan sosial ajaran agama itu sendiri.
Tidak ada agama yang mengajarkan perpecahan karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan.

Dalam Al-Quran disebutkan: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS: 49: 10).
Sebagaimana halnya saudara kandung. Suka atau tidak, saat kita dilahirkan dari rahim ibu yang sama, otomatis kita bersaudara.
Meskipun kadang antara saudara sedarah tidak memiliki kecocokan sifat sehingga sering menimbulkan percekcokan.
Tapi percayalah sesama saudara kandung, sedarah atau serahim tidak sepantasnya bermusuhan.
Sama juga halnya sesama muslim, Allah sendiri yang menegaskan bersaudara. Penegasan ini bukan tanpa makna, tetapi memiliki maksud sangat mulia.
Dalam ayat ini Allah tidak menyebut ashdiqaa' (kawan atau sahabat), tapi Allah menyebut "ikhwah" (saudara).
Pastinya ikatan persaudaraan jauh lebih mendalam jika dibandingkan dengan ikatan pertemanan.