Jumat, 3 Oktober 2025

Ramadan 2019

Ramadan Waktunya Merenungkan Kembali Hubungan Sesama Muslim yang Berbeda Pilihan Politik

Sudah saatnya bulan suci ini dimanfaatkan untuk merenung kembali atas panas-dinginnya hubungan sesama muslim yang berbeda pilihan politik.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pengurus masjid sedang membagikan bubur sup kepada warga di halaman Masjid Raya Al Mashun, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2019). Setiap harinya pihak pengurus masjid menyiapkan sekitar 1000 porsi bubur yang dibagikan kepada warga secara gratis untuk berbuka puasa, kegiatan ini telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun setiap bulan Ramadan. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR 

Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa Raslullah saw bersabda: "Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasut. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari." (HR Muttafaq `alaihi).

Waktu toleransi tiga hari diasumsi sebagai masa untuk merenung dan mengevaluasi hubungan, untuk kemudian diperbaiki kembali demi kepentingan ukhuwwah (persaudaraan).

Persaudaraan adalah wujud dari pengamalan sosial ajaran agama itu sendiri.

Tidak ada agama yang mengajarkan perpecahan karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan.

Pengurus masjid sedang memasak bubur sup kepada warga di halaman Masjid Raya Al Mashun, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2019). Setiap harinya pihak pengurus masjid menyiapkan sekitar 1000 porsi bubur yang dibagikan kepada warga secara gratis untuk berbuka puasa, kegiatan ini telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun setiap bulan Ramadan. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pengurus masjid sedang memasak bubur sup kepada warga di halaman Masjid Raya Al Mashun, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2019). Setiap harinya pihak pengurus masjid menyiapkan sekitar 1000 porsi bubur yang dibagikan kepada warga secara gratis untuk berbuka puasa, kegiatan ini telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun setiap bulan Ramadan. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Dalam Al-Quran disebutkan: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS: 49: 10).

Sebagaimana halnya saudara kandung. Suka atau tidak, saat kita dilahirkan dari rahim ibu yang sama, otomatis kita bersaudara.

Meskipun kadang antara saudara sedarah tidak memiliki kecocokan sifat sehingga sering menimbulkan percekcokan.

Tapi percayalah sesama saudara kandung, sedarah atau serahim tidak sepantasnya bermusuhan.

Sama juga halnya sesama muslim, Allah sendiri yang menegaskan bersaudara. Penegasan ini bukan tanpa makna, tetapi memiliki maksud sangat mulia.

Dalam ayat ini Allah tidak menyebut ashdiqaa' (kawan atau sahabat), tapi Allah menyebut "ikhwah" (saudara).

Pastinya ikatan persaudaraan jauh lebih mendalam jika dibandingkan dengan ikatan pertemanan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved