BI Diprediksi Tahan Kenaikan Suku Bunga, Analis: Sektor Properti Siap Menggeliat
Kebijakan BI menakan suku bunga diharapkan bisa mempertahankan tren positif sektor properti yang sudah cukup membaik selama setahun terakhir.
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada bulan Juni 2023 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.
Keputusan tersebut merupakan kabar baik di mana Bank Indonesia sudah mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen selama semester I-2023.
Kebijakan tersebut diharapkan bisa mempertahankan tren positif sektor properti yang sudah cukup membaik selama setahun terakhir ini.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan pihaknya menyambut baik keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen selama 6 bulan terakhir ini.
Kondisi ini memunculkan ekspektasi bahwa suku bunga BI telah mencapai puncaknya dan berpotensi mulai dipangkas.
"Situasi ini juga didukung oleh angka inflasi Indonesia yang mulai melandai sehingga diprediksi akan berdampak positif bagi kinerja sektor properti di Semester II-2023. Laju inflasi domestik tercatat melandai secara tahunan di bulan Juni 2023 di mana inflasi yang rendah biasanya akan mendorong tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga dapat berimbas positif terhadap industri properti di tanah air," jelas Marine dikutip pada Minggu (17/7/2023).
Menurut dia, melandainya inflasi bisa menjadi sentimen positif untuk sektor properti karena turunnya inflasi akan membuat daya beli masyarakat meningkat, sehingga penjualan rumah berpotensi naik.
Apalagi seiring dengan adanya sentimen positif di industri properti nasional pada kuartal pertama 2023. Sentimen positif ini terutama terlihat pada indeks harga dan permintaan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, baik dari sisi penjual maupun konsumen.
Baca juga: Paramount Land Kembangkan Kawasan Niaga di Sisi Selatan yang Berbatasan dengan BSD
Mengutip data Indonesia Property Market Report Q2 2023, dia mengatakan terjadi kenaikan indeks harga sebesar 1,7 persen secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dan kenaikan indeks harga sebesar 7,1 persen secara tahunan.
Kenaikan secara kuartalan dan tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya.
"Dari sisi suplai, indeks suplai pada kuartal pertama 2023 masih stagnan pada angka yang sama dengan kuartal sebelumnya yaitu sebesar 0,3 persen. Namun secara tahunan, indeks suplai menunjukkan kenaikan sebesar 6,6 persen," ujarnya.
Baca juga: Pengembang: Permintaan Apartemen di Kawasan Segitiga Emas Jakarta Tumbuh 20-25 Persen
Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan. "Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan," kata Marine.
Dia menyatakan, data tersebut tersebut memiliki akurasi cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis DataSense by PropertyGuru for Business dari 700.000 listing properti dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan. Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan.
Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7 persen secara tahunan.
Geliat konsumen yang tercermin pada indeks permintaan menunjukkan kembalinya minat masyarakat untuk mencari properti, setelah pada kuartal sebelumnya teralihkan untuk kebutuhan akhir tahun.
Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.
Optimisme di pasar properti hunian ini juga seiring dengan penguatan nilai Rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif.

Bank Indonesia memprediksi tren positif penguatan Rupiah akan berlanjut seiring surplus transaksi berjalan, masuknya modal asing, serta pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi. BI juga optimistis dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang mencapai 4,5-5,3 persen di 2023.
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh meningkatnya permintaan domestik dan kinerja ekspor. Selain itu, naiknya mobilitas, keyakinan konsumen, serta meningkatnya daya beli seiring penurunan inflasi diyakini dapat semakin memperkuat konsumsi swasta.
Marine menambahkan, menguatnya rupiah dan optimisme pada pertumbuhan ekonomi membuat konsumsi pasar, terutama di sektor swasta, tetap terjaga.
Kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan juga diyakini akan menjaga suku bunga KPR di pasar akan tetap stabil, sehingga permintaan terhadap hunian juga tetap terjaga. Hal ini tercermin dalam indeks permintaan Rumah.com. Meski masih tetap berhati-hati, konsumen juga terlihat semakin berani meningkatkan rentang harga pencariannya.
Sementara itu saturasi pasar properti semakin terasa di wilayah DKI Jakarta pada kuartal pertama 2023. Terutama jika membandingkan indikator-indikator seperti harga, suplai, dan permintaan dengan wilayah-wilayah lain di Jabodetabek pada semua jenis properti hunian.
Di saat harga hunian di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami kenaikan rata-rata 2,6 persen secara kuartalan dan 11,8 persen secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini, rata-rata kenaikan harga di lima wilayah Jakarta, yakni Pusat, Utara, Timur, Selatan, dan Barat hanya tercatat sekitar 0,2 persen secara kuartalan dan 3,2 persen secara tahunan.
Kenaikan harga yang relatif rendah ini ini dibarengi pertumbuhan suplai yang cukup pesat. Indeks suplai tercatat meningkat sebesar 2 persen secara kuartalan dan 9,1 persen secara tahunan.
Pertumbuhan suplai ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan suplai secara nasional. Sementara permintaan mengalami kenaikan secara kuartalan, namun secara tahunan trennya masih turun sebesar 11,1 persen.
"Tren pasar properti DKI Jakarta menurut Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023 menunjukkan data di antaranya adalah 82 persen permintaan terhadap hunian masih didominasi tipe rumah tapak sementara 36 persen total permintaan terhadap hunian berasal dari area Jakarta Selatan," ujarnya.
Sedangkan median harga tertinggi (m²) tercatat sebesar Rp 31.250.000,- di area Jakarta Utara dan median harga terendah (m²) sebesar Rp 18.000.000,- di area Jakarta Timur.
Tingginya permintaan terhadap hunian di area Jakarta Selatan dan bagian selatan Jakarta pada umumnya merupakan hal yang wajar.
Tidak seperti kawasan-kawasan lain di DKI Jakarta yang dekat atau dilintasi jalur aktivitas industri, area Jakarta Selatan diapit langsung oleh kawasan bisnis dan komersial serta kawasan hunian. Hal ini membuat kawasan Jakarat Selatan dipandang lebih ramah manusia dan ideal sebagai tempat tinggal.
Sementara tingginya median harga di area Jakarta Utara saat ini tak lepas dari gencarnya pengembangan kawasan hunian oleh salah satu pengembang ternama yang mengusung konsep kota mandiri dengan waterfront yang eksklusif.
Pengembangan kawasan yang bertajuk Pantai Indah Kapuk (PIK) ini menyasar konsumen kelas atas sehingga infrastrukturnya pun memiliki kualitas dan estetika yang tinggi sehingga membuat kawasan tersebut naik daun dan diminati konsumen.
Marine memberikan kesimpulan berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023, pasar properti nasional mulai kembali aktif setelah periode liburan akhir tahun.
Optimisme dari sisi penjual terlihat dari kenaikan harga properti yang lebih tinggi secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya.
"Selain itu, kendati masih berhati-hati, minat konsumen terhadap properti sudah mulai kembali. Indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi, meskipun secara tahunan masih lebih rendah," ungkapnya.
"Optimisme dari sisi penjual maupun pembeli juga tak lepas dari stabilitas makroekonomi, di antaranya adalah nilai tukar rupiah yang menguat, optimisme BI terkait pertumbuhan ekonomi, serta kebijakan BI dalam mempertahankan suku bunga acuan pada angka 5,75 persen sejak Januari 2023 lalu," pungkas Marine.
KPK Periksa Satori dan Heri Gunawan Tersangka Korupsi CSR BI-OJK, Ini yang Didalami Penyidik |
![]() |
---|
KPK Periksa Satori dan Heri Gunawan, Tersangka Kasus Korupsi CSR BI-OJK, Bakal Ditahan? |
![]() |
---|
Utang Luar Negeri Indonesia Turun 1,6 Miliar Dolar AS di Juli 2025 Jadi 432,5 Miliar USD |
![]() |
---|
Ide Menkeu Purbaya Kucurkan Dana ke Perbankan Dinilai Mirip dengan Eks Menteri Ekonomi Era Megawati |
![]() |
---|
Diperiksa Hampir 6 Jam di KPK, Deputi Gubernur BI Buka Suara Soal Kebijakan Dana Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.