Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Ide Pembubaran Koalisi, Politisi Demokrat: Ini Cara Saya Menggedor Nurani Elite Politik di Dua Kubu

Tentu proposal saya akan terdengar bising di telinga, dipandang sebagai indescent proposal, apabila ditafsir dari sudut kepentingan kekuasaan politik

YouTube/Kompas TV
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik meminta calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membubarkan koalisi partai politik pendukungnya masing-masing.

Hal ini kontan memantik respons kedua kubu, baik Prabowo maupun Jokowi.

Hari ini, Rachland pun menjelaskan soal gagasannya tersebut, lewat pesan tertulis yang diterima Tribunnews.

1. Apa yang saya sampaikan adalah proposal politik yang tidak didasari motif politik. Non politically motivated political proposal. Sepenuhnya dituntun oleh keprihatinan terhadap akibat buruk dari Pilpres 2019 berupa polarisasi yang dalam dan tajam di akar rumput antara pendukung Pak Jokowi melawan Pendukung Pak Prabowo. Polarisasi ini sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik sosial

2. Tentu proposal saya akan terdengar bising di telinga, dipandang sebagai indescent proposal, apabila ditafsir dari sudut kepentingan kekuasaan politik semata mata.

Baca: Suaminya Kerap Dipuji Tampan, Aura Kasih Beberkan Tingkah Konyol Eryck: Kalau Gini Masih Ganteng Ga?

Baca: Ayah Dewi Perssik Meninggal Dunia, Pedangdut Lebby Wilayati Ungkap Detik-detik Jelang Kepergiannya

Baca: Jadi Istri Chris Pratt, Berikut Potret Cantik Katherine Schwarzenegger Putri Arnold Schwarzenegger

3. Kelihatannya koalisi 01 yang paling keberatan. Mereka membayangkan Pak Jokowi sudah pasti jadi Presiden lagi, dan karena itu membayangkan sudah pasti mereka akan mendapat jatah kursi kabinet. Proposal saya dianggap akan mengurangi kepastian yang mereka bayangkan.

4. Meski pandangan itu wajar, saya kira kawan-kawan di Kubu 01 perlu lebih percaya diri. Kenangan Pak Jokowi pada partai mana dan siapa di dalamnya yang paling setia, atau berguna bagi direksi politik beliau, tak akan pupus hanya karena koalisi bubar.

5. Pak Jokowi pasti juga memiliki pandangan dan penilaian sendiri tentang siapa siapa dari partai Koalisi 01 yang pantas dipilih oleh kuasa prerogatifnya di dalam sistem Presidensial. Di samping itu, Pak Jokowi tentu juga memiliki kebutuhan politik objektif berupa besaran dukungan partai di DPR agar pemerintahannya stabil. Jadi, jangan terlalu kuatir, beliau pasti tak akan meninggalkan partai koalisi 01.

6. Proposal saya membubarkan koalisi adalah cara saya menggedor nurani para elit di dua koalisi. Sampai hari ini mereka tak terdengar punya gagasan untuk mencegah benturan sosial yang saya cemaskan.

7. Proposal saya boleh dibuang, dituding punya ambisi atau kepentingan, atau dianggap angin lalu. Tapi para pimpinan koalisi perlu segera datang dengan gagasan yang lebih baik untuk mengembalikan kedamaian dan menghentikan permusuhan di dalam masyarakat.

8. Sebagai pemimpin, mereka harus memikirkan keselamatan bangsa dari ancaman potensi konflik di antara sesama warga. Mustahil mereka tidak tahu atau tidak merasa bahwa ada polarisasi yang runcing di akar rumput yang menyimpan potensi benturan.

Wacana pembubaran koalisi parpol pendukung Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mengemuka. 

Usul pembubaran koalisi parpol pendukung Pilpres 2019 itu datang dari Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik

juga mengusulkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo segera membubarkan koalisi partai politik pendukungnya dalam Pilpres 2019.

"Saya usul, Anda (Prabowo) segera bubarkan koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir," ujar Rachlan seperti dikutip dari akun Twitter-nya, @RachlandNashidik, Minggu (9/6/2019).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved