Minggu, 5 Oktober 2025

Pendidikan Profesi Guru

Kunci Jawaban Cerita Reflektif PPG 2025: Mengapa Penting Mempertimbangkan Kondisi Peserta Didik

Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 1: Menurut Anda, mengapa penting mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran

|
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribunnews.com/Canva
JAWABAN CERITA REFLEKTIF - Grafis tentang kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 1: Pentingnya Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) materi:Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam Pembelajaran yang dibuat di aplikasi Canva Premium, Selasa (10/6/2025). Inilah kunci jawaban Cerita Reflektif: Menurut Anda, mengapa penting mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional? 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Cerita Reflektif: Menurut Anda, mengapa penting mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional?

Pertanyaan ini muncul saat bapak/ibu guru selesai mengerjakan Latihan Pemahaman Modul 2 PSE Topik 1: Pentingnya Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) materi Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam Pembelajaran.

Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 1 ditujukan bagi bapak/ibu guru yang menjadi peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 melalui Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Bagi bapak/ibu guru peserta yang kesulitan mengerjakan Cerita Reflektif tersebut, dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi.

Berikut kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 1 materi Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam Pembelajaran di Ruang GTK.

Cerita Reflektif

Menurut Anda, mengapa penting mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional?

Kunci Jawaban:

Mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah hal yang sangat krusial dan merupakan inti dari pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa. Mengabaikan kondisi unik setiap peserta didik saat mengajarkan PSE justru bisa membuat upaya tersebut tidak efektif, bahkan kontraproduktif.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting sekali mempertimbangkan kondisi peserta didik:

1. Relevansi dan Keterlibatan Siswa

Setiap peserta didik datang ke kelas dengan latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan emosional yang berbeda.  Ada yang mungkin sudah memiliki fondasi sosial emosional yang kuat dari keluarga, ada yang kurang, ada yang mengalami trauma, atau ada yang memiliki gaya belajar yang unik.

  • Pembelajaran yang Berdiferensiasi: Mirip dengan pembelajaran akademik, PSE juga perlu didiferensiasi. Materi dan aktivitas yang sama tidak akan efektif untuk semua siswa. Misalnya, siswa yang cenderung introvert mungkin butuh pendekatan yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan berelasi dibandingkan siswa ekstrovert.
  • Meningkatkan Keterlibatan: Ketika pembelajaran PSE disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mereka, siswa akan merasa lebih terhubung, relevan, dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif. Mereka merasa bahwa guru memahami dan peduli terhadap apa yang mereka alami.

Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Bagaimana Mengembangkan Aktivitas yang Mengakomodasi CASEL, PPG 2025

2. Efektivitas Pembelajaran dan Pengembangan Keterampilan

Keterampilan sosial emosional (KSE) tidak dapat dipelajari secara teoritis saja; ia harus dipraktikkan dan dihayati. Ini membutuhkan lingkungan yang aman dan metode yang sesuai dengan tahap perkembangan serta kapasitas emosional siswa.

  • Pondasi yang Kuat: Siswa harus terlebih dahulu merasa aman dan nyaman di lingkungan belajar. Jika ada siswa yang sedang menghadapi masalah pribadi (misalnya, konflik di rumah, bullying), fokus utama mereka mungkin bukan pada pembelajaran KSE baru, melainkan pada bagaimana mengelola emosi negatif yang sedang dirasakan. Guru perlu mengidentifikasi dan menangani ini terlebih dahulu.
  • Tahap Perkembangan: Keterampilan sosial emosional berkembang seiring usia. Apa yang diajarkan kepada siswa kelas 1 SD tentang "mengelola amarah" akan berbeda dengan siswa SMP. Mempertimbangkan tahapan kognitif dan emosional mereka memastikan aktivitas PSE tepat sasaran.
  • Mengatasi Hambatan Belajar: Kondisi emosional dan sosial yang tidak stabil bisa menjadi hambatan besar bagi pembelajaran akademik. Dengan mempertimbangkan kondisi ini, guru bisa mengidentifikasi akar masalah (misalnya, kecemasan, kurangnya motivasi diri, kesulitan berinteraksi) dan memberikan intervensi PSE yang tepat untuk menghilangkan hambatan tersebut.

3. Membangun Hubungan yang Positif dan Kepercayaan

Ketika guru meluangkan waktu untuk memahami kondisi siswa, ini membangun jembatan kepercayaan yang kuat.

  • Empati Guru: Guru yang berempati terhadap kondisi emosional siswa akan lebih mampu membangun hubungan yang positif. Siswa merasa dimengerti dan dihargai, yang merupakan fondasi penting untuk membuka diri dan belajar KSE.
  • Lingkungan yang Inklusif: Memahami perbedaan kondisi (misalnya, siswa dengan kebutuhan khusus, siswa dari latar belakang budaya yang berbeda, siswa yang sedang berduka) memungkinkan guru menciptakan lingkungan kelas yang lebih inklusif, di mana semua siswa merasa diterima dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

4. Pencegahan Masalah Perilaku dan Peningkatan Kesejahteraan Mental

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved