Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Perlawanan Abad ke-19
Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19, Bab 1.
Penyebab nya adalah Belanda yang hendak menguasai Tapanuli, namun ditentang masyarakat setempat.
Pada 1907, pasukan Belanda menyerbu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Ia pun gugur dalam pertempuran itu.
2. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)
Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa.
Perang Jawa merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.
Hal itu terjadi bermula karena Pangeran Diponegoro tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.
Serta sejak tahun 1821, para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824.
Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.
Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.
Kekecewaan Pangeran Diponegoro juga semakin memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
Ia kemudian bertekad melawan Belanda dan menyatakan sikap perang.
Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun.

Baca juga: Contoh Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum Abad ke-19, Beserta Ciri-Cirinya
Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”;
Artinya “sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.