Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 98 Kurikulum Merdeka: Menulis Artikel Ilmiah Populer
Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 halaman 98 Kurikulum Merdeka, Berlatih menulis artikel ilmiah populer, Bab 3 Menulis Artikel Ilmiah Populer.
Flavonoid utama daun Kelor adalah myrecytin, quercetin dan kaempferol. Quercetin juga memiliki sifat sebagai chelator logam berat. Asam fenolik memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti-inflamasi, antimutagenik, dan antikanker. Gallic acid merupakan asam fenolat yang paling banyak terdapat pada daun kelor.
Paparan kronis timbal dapat memicu terjadianya radikal bebas yang menyebabkan anemia. Daun kelor (Moringa oleifera) secara tradisional telah lama dikenal sebagai tanaman yang digunakan untuk mengobati anemia. Anemia adalah kondisi medis yang ditandai oleh jumlah sel darah merah yang rendah atau kualitas hemoglobin yang kurang memadai dalam tubuh.
Daun kelor dapat digunakan sebagai tambahan nutrisi untuk anemia karena memliki kandungan zat besi dan vitamin C yang tinggi. Vitamin C berperan penting dalam penyerapan zat besi oleh tubuh. Daun kelor mengandung zat besi non-heme, yang memiliki sifat yang mudah diserap oleh tubuh. Ini berarti bahwa zat besi dalam daun kelor dapat dengan efektif diserap oleh tubuh, meskipun jenis zat besi ini tidak seefektif zat besi heme yang ditemukan dalam produk hewani. Oleh karena itu, daun kelor dapat menjadi sumber zat besi yang baik bagi individu yang mengalami anemia.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 33 34 Kurikulum Merdeka: Teks Laporan Hasil Observasi
Daun kelor (Moringa oleifera) memiliki khasiat sebagai antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Daun kelor juga telah diketahui dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dalam tubuh, seperti superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan katalase. Aktivitas enzim ini membantu mengurangi stres oksidatif dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa daun kelor dapat dikembangkangkan sebagai tanaman obat yang kaya antioksidan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggali manfaatnya dalam mencegah dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan keracaunan timbal, stres oksidatif, dan anemia.
Contoh 2:
Tantangan dan Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat
Ketimpangan sosial merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia. Ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya, pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi dapat menghambat kemajuan sosial dan ekonomi suatu negara. Dalam konteks ini, penting untuk memahami tantangan yang ada dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketimpangan sosial.
Salah satu bentuk ketimpangan sosial yang mencolok adalah ketimpangan ekonomi. Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin dapat mengakibatkan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, pendidikan yang baik, dan peluang pekerjaan yang layak. Hal ini dapat mengakibatkan pembatasan mobilitas sosial dan menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit dipecahkan.
Pendidikan juga menjadi faktor penting dalam mengatasi ketimpangan sosial. Ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan berkualitas dapat menghasilkan kesenjangan dalam kemampuan dan pengetahuan. Pendidikan yang tidak merata dapat mengakibatkan peluang terbatas bagi individu untuk mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat.
Selain itu, gender juga merupakan aspek penting dalam ketimpangan sosial. Perempuan sering kali menghadapi diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Upaya untuk mengatasi kesenjangan gender harus melibatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memastikan kesetaraan hak dan peluang bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 67 Kurikulum Merdeka, Rancangan Iklan
Pengangguran dan kurangnya peluang kerja juga dapat mengakibatkan ketimpangan sosial yang lebih besar. Masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak dapat mengalami kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan program yang mendukung pembukaan lapangan kerja, pelatihan vokasional, dan pengembangan kewirausahaan untuk mengurangi pengangguran dan mendorong inklusi ekonomi.
Selain upaya di tingkat nasional, masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah juga memainkan peran penting dalam mengatasi ketimpangan sosial. Program-program pemberdayaan masyarakat, akses terhadap layanan dasar, dan advokasi untuk hak-hak sosial dapat membantu mengurangi kesenjangan dan memberikan suara kepada mereka yang kurang terwakili.
Dalam mengatasi ketimpangan sosial, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga internasional menjadi kunci. Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang berfokus pada inklusi sosial, akses terhadap layanan dasar, dan peluang ekonomi. Sektor swasta dapat berperan dalam menciptakan lapangan kerja, memberikan pelatihan, dan berinvestasi dalam pembangunan sosial. Masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kesetaraan dan adil dalam interaksi sehari-hari.
Dalam kesimpulan, mengatasi ketimpangan sosial adalah tantangan kompleks yang membutuhkan upaya lintas sektor dan kolaborasi yang kuat. Dengan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan ekonomi, pendidikan, gender, dan peluang kerja, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil. Upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih stabil, berkelanjutan, dan harmonis.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 30-31 Kurikulum Merdeka
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orangtua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.