Materi Sekolah
Pengertian Petir, Proses terjadinya Sambaran Petir, dan Ulasan Mengapa Petir Menghasilkan Bunyi
Sambaran petir tidak selalu terjadi saat hujan lebat. Simak ulasan proses terjadinya sambaran petir dan alasan mengapa petir dapat menghasilkan bunyi.
Hasil dari semua prosesnya adalah awan bagian bawah menjadi bermuatan negatif dan bagian atas bermuatan positif.
Medan listrik ini menjadi sangat kuat, dengan atmosfer bertindak sebagai isolator di antara mereka di awan.
Ketika kekuatan muatan mengalahkan sifat isolasi atmosfer, maka petir terjadi.
Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Landa 2 Wilayah di Sulsel: Banjir di Palembang & Tanah Longsor di Lahat
Mengapa Petir yang menyambar menghasilkan bunyi?
Dikutip dari Library of Congress, seperti yang telah dijelaskan di awal, sambaran petir berawal dari awan ke pohon atau atap di dekatnya.
Kemudian, petir yang menyentuh tanah biasanya akan mengembalikan sambaran petir kedua kembali dari tanah ke awan.
Panas dari arus balik ini dapat menaikkan suhu udara di sekitarnya menjadi sekitar 27.000°C (48.632°F).
Kenaikan suhu yang cepat juga meningkatkan tekanan udara dengan cepat, misalnya naik menjadi 10 sampai 100 kali tekanan atmosfer normal.
Di bawah tekanan seperti itu, udara panas meledak keluar dari saluran, menekan udara di sekitarnya.
Saat udara panas mengembang, tekanan turun, kemudian udara mendingin, dan berkontraksi.
Hasilnya adalah gelombang kejut dengan ledakan suara yang keras dan menggelegar yang dikirim ke segala arah.
Karena sifat listrik mengikuti rute terpendek, sebagian besar sambaran petir mendekati garis vertikal.
Sehingga gelombang kejut yang lebih dekat ke tanah mencapai telinga manusia terlebih dahulu, kemudian diikuti benturan gelombang kejut dari tempat yang lebih tinggi.
Petir vertikal sering terdengar dalam satu gemuruh panjang, namun jika sambaran petir bercabang, suaranya berubah.
Gelombang kejut dari cabang petir yang berbeda akan memantul satu sama lain.