Minggu, 5 Oktober 2025

Teori Out of Africa dan Out of Taiwan Tentang Asal-usul Nenek Moyang Indonesia

Berikut ini penjabaran mengenai Teori Out of Africa dan Out of Taiwan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Penulis: Lanny Latifah
Warta Kota/ Joko Supriyanto
Museum Bahari bisa mengetahui pelaut merupakan nenek moyang sebagian orang Indonesia. Ada banyak teori tentang asal usul nenek moyang Indonesia, satu di antaranya adalah teori Out of Africa dan Out of Taiwan, berikut penjelasannya. 

Peralatan dari batu semakin beragam, peralatan dari bahan organik pun semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keanekaragaman dalam peralatan manusia pada saat itu semakin mendorong produktivitas hingga semakin membawa kemajuan dalam berbagai bidang.

Kemajuan dalam bidang seni pada saat itu ditandainya terdapat lukisan-lukisan cadas yang terdapat di dinding gua-gua yang memanifestasikan kekayaan alam pikiran.

Kepercayaan pada kehidupan sesudah mati juga terkonsepsi dalam perilaku kubur terhadap orang yang meninggal.

Baca juga: Berdasarkan Teori dari Para Ahli, Berasal darimana Nenek Moyang Bangsa Indonesia?

Baca juga: Apa Itu Zaman Praaksara? Ini Pengertian dan Pembagian Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi

Kemudian pada sekitar 4000 – 3000 tahun yang lalu, kepulauan Indonesia kedatangan orang-orang baru.

Mereka ini membawa budaya baru yang seringkali disebut dengan budaya Neolitik.

Budaya ini sering dicirikan dengan kehidupan yang menetap dan domestikasi hewan dan tanaman.

Pendatang yang berbicara dengan tutur Austronesia ini diperkirakan datang dari Taiwan dengan kedatangan awal Sulawesi juga kemungkinan Kalimantan.

Dari sinilah mereka kemudian menyebar ke berbagai pelosok Kepulauan Nusantara.

Sementara pendatang yang lain tampaknya berasal dari Asia Tenggara Daratan.

Mereka menggunakan bahasa Austroasiatik, dan mereka ini dapat mencapai Kepulauan Nusantara bagian barat melalui Malaysia.

Teori inilah yang seringkali oleh para ahli disebut sebagai Teori Out of Taiwan.

Pertemuan para pendatang ini dengan populasi Australomelanesia pun tak dapat dielakkan, sehingga terjadi kohabitasi.

Adaptasi dan interaksi diantara sesama pun terjadi hingga mereka melakukan perkawinan campuran dan terjadi interaksi budaya dalam beberapa hal silang genetika pun tak dapat dihindari.

Proses interaksi yang berlanjut memperlihatkan keturunan Ras Australomelanesid yang sekarang lebih dikenal sebagai populasi Melanesia.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved