Sabtu, 4 Oktober 2025

Perlu Penyelarasan Kurikulum Pendidikan Vokasi dengan Dunia Usaha dan Industri

Dalam penyusunan kurikulum, Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) wajib untuk melibatkan industri sehingga terwujud link and match

Editor: Eko Sutriyanto
BPSDM
Mahasiswa Politeknik Energi Pertambangan (PEP) adalah salah satu contoh Pendidikan yang link and match antara industri dengan pelajar pendidikan vokasi. 

Namun, kemampuan lain yang menurut saya penting dimiliki oleh lulusan vokasi adalah entrepreneur skill.

Dengan kemampuan ini, lulusan vokasi dapat menciptakan atau membuka lapangan kerja sendiri,” ucap Benny.

Keahlian dari lulusan vokasi sendiri perlu dianggap sebagai skill yang spesifik yang didukung kemampuan soft skill yang disesuaikan dengan bidang pekerjaannya.

Pentingnya soft skill ini selanjutnya disampaikan oleh Pakar Soft Skill, Dwi Sulistyorini Amidjono yang pada tahun 2017 melaksanakan Labor Market Assessment di sejumlah kabupaten di Jawa Barat.

Berdasarkan hasil tersebut, terjadi gap persepsi antara pencari kerja dengan pemberi kerja. Padahal, soft skill kini menjadi salah satu kemampuan yang sangat dipertimbangkan industri dalam menerima calon pegawai.

Perempuan yang akrab disapa Rini itu memaparkan, kesenjangan soft skill yang paling tampak adalah pada kemampuan berpikir kritis.

Selain itu, kemampuan lainnya yang juga belum dipenuhi oleh lulusan vokasi adalah kemampuan berkomunikasi, mengambil keputusan, dan kerja tim.

Penyebab dari rendahnya soft skill ini, tambah Rini, adalah karena mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut selama menjalani studi di Pendidikan Tinggi Vokasi.

“Kami melakukan asesmen tersebut di kabupaten sehingga buka merupakan wilayah perkotaan.

Maka dari itu, beberapa soft skill lainnya yang masih terjadi kesenjangan adalah percaya diri dan rendahnya motivasi.

Namun, asesmen ini kami lakukan pada tahun 2017 sehingga memang butuh ditinjau Kembali.

Kami juga sangat menantikan hasil asesmen kurikulum yang saat ini sedang dilakukan oleh Mitras DUDI. Apalagi di asesmen kurikulum ini juga memasukkan komponen soft skill,” kata Rini.

Pembahasan kemudian memasuki sesi kedua yang diisi oleh Pakar Kurikulum Vokasi, Sandra Aulia dan Pelaksana Program Asesmen Keselarasan Kurikulum dengan IDUKA dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Nunung Martina.

Sandra menerangkan tahapan umum dalam penyusunan kurikulum. Pertama, adalah profil dari program studi, dilanjutkan dengan capaian pembelajaran, dan menyusun rancangan pembelajaran semester (RPS).

Menurut dia, peran leader suatu perguruan tinggi penting dalam memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam penyusunan kurikulum.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved