Senin, 29 September 2025

Belajar Menyuarakan Pendapat ala Siswa Cermat

Ada banyak cara aman dan positif yang bisa kamu lakukan untuk mengeluarkan isi pikiran tentang hal-hal di sekitarmu, tanpa membahayakan diri sendiri. 

|
Editor: Sri Juliati
ISTIMEWA/GANESHA OPERATION
SUARAKAN PENDAPAT - Ada banyak cara aman dan positif yang bisa kamu lakukan untuk mengeluarkan isi pikiran tentang hal-hal di sekitarmu, tanpa membahayakan diri sendiri. Simak tips menyuarakan pendapat dari Ganesha Operation. 

TRIBUNNEWS.COM - Punya pemikiran kritis itu penting, apalagi bagi seorang pelajar. 

Kamu dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitar, sehingga tidak hanya menerima keadaan begitu saja, tetapi juga berani menyampaikan pendapat

Menyampaikan pendapat bukan sekadar hak, melainkan juga bagian dari membangun masa depan bangsa.

Namun, dalam proses menyampaikannya, kamu perlu cermat dan bijak. Apa yang diucapkan atau dituliskan harus bisa dipertanggungjawabkan. 

Pendapat yang baik adalah pendapat yang membawa manfaat, bukan yang justru menimbulkan masalah.

Ada banyak cara aman dan positif yang bisa kamu lakukan untuk mengeluarkan isi pikiran tentang hal-hal di sekitarmu, tanpa membahayakan diri sendiri. 

Bahkan, hak untuk menyampaikan pendapat ini sudah dijamin dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat (3) dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. 

Hal serupa juga ditegaskan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB, khususnya Pasal 19 dan 20.

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang siswa untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang tepat?

Demokrasi Sejak di Sekolah

Sekolah sering disebut sebagai miniatur demokrasi. 

Di sana, siswa bisa merasakan langsung bagaimana proses berdemokrasi berlangsung, mulai dari pemilihan ketua kelas, kegiatan OSIS, hingga forum musyawarah siswa. 

Baca juga: GO Style, Gaya Belajarnya Siswa Ganesha Operation!

Semua itu adalah latihan nyata bagi pelajar untuk belajar berpendapat dan menghargai keputusan bersama.

Dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), demokrasi ditekankan bukan hanya soal kebebasan, tetapi juga tanggung jawab dan etika. 

Artinya, setiap pendapat boleh disampaikan, tetapi harus tetap memperhatikan sopan santun serta menghargai hak orang lain.

Sejalan dengan itu, sebuah penelitian dari Universitas Negeri Surabaya tentang Penerapan Demokrasi Pendidikan pada Pembelajaran Siswa di Sekolah Dasar menekankan bahwa demokrasi pendidikan berarti menciptakan lingkungan belajar yang aman, kritis, dan partisipatif. 

Penelitian yang dilakukan oleh Khuzaimah di tahun 2022 tersebut menjelaskan bahwa dalam suasana kelas yang demokratis, semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, atau memberikan tanggapan tanpa khawatir dibeda-bedakan.

Dengan begitu, sekolah bukan sekadar tempat menerima ilmu, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan nilai-nilai demokrasi yang adil, setara, saling menghargai, dan terbuka terhadap perbedaan. 

Inilah bekal awal agar siswa terbiasa menyampaikan pendapat secara sehat sejak dini.

Kenapa Siswa Perlu Belajar Menyampaikan Pendapat?

Keberanian berpendapat bukan hanya soal berani bicara, tapi juga tentang membangun rasa percaya diri dan melatih kemampuan berpikir kritis. 

Seorang siswa yang terbiasa menyampaikan pendapat akan lebih siap menghadapi tantangan, baik saat berdiskusi di sekolah, melanjutkan ke bangku kuliah, maupun ketika terjun ke dunia kerja.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Endang Puji Lestari tahun 2014 yang berjudul Menumbuhkan Keberanian Berpendapat melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share menunjukkan bahwa keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat bisa dilatih dengan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Penemu strategi pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) adalah Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland pada tahun 1985. 

Model ini mengajak siswa untuk berproses secara bertahap: mulai dari berpikir sendiri (think), berdiskusi dengan teman (pair), hingga menyampaikan ide ke seluruh kelas (share).

Langkah yang sederhana ini ternyata berdampak besar. Di tahap awal, siswa diberi ruang untuk memikirkan idenya sendiri, sehingga muncul rasa percaya diri. 

Ketika masuk tahap diskusi, mereka belajar menyampaikan pendapat di lingkungan yang lebih kecil dan aman. 

Lalu, ketika tiba saat berbagi di kelas, rasa malu sudah berkurang karena ada dukungan dari teman dan penghargaan dari guru.

Penelitian ini membuktikan bahwa keberanian berpendapat bisa tumbuh seiring dengan latihan yang tepat. 

Selain itu, siswa juga terbiasa mendengar dan menghargai pendapat orang lain, karena proses belajar dilakukan secara bertahap dan kooperatif.

Dengan kata lain, belajar menyampaikan pendapat bukan sekadar melatih diri untuk "berbicara di depan orang banyak", tetapi juga menumbuhkan sikap kritis, saling menghargai, dan siap menghadapi kehidupan di masa depan.

Media yang Tepat untuk Menyalurkan Pendapatmu

Menyampaikan pendapat itu tidak selalu harus dilakukan di ruang besar atau forum formal. Sebagai siswa, ada banyak cara yang bisa kamu pilih untuk menyalurkan suara dengan cara yang positif, sehat, dan aman.

  1. Forum Diskusi di Lingkungan Sekolah

Biasanya, kegiatan ini berlangsung di kelas bersama teman-teman dengan pendampingan guru, atau dalam organisasi seperti OSIS. 

Forum semacam ini melatih kepekaanmu terhadap isu-isu di sekitar, sekaligus membiasakan diri untuk berbicara di depan orang lain.

Kalau kamu senang berkompetisi, ikut lomba debat juga bisa jadi pilihan. 

Di sana, kamu tidak hanya menyuarakan perspektif, tapi juga belajar menyampaikan argumen berdasarkan data dan logika. 

Ingat, apa pun yang kamu sampaikan harus bisa dipertanggungjawabkan. Jadi, pastikan kamu sudah mencari dan memverifikasi informasi sebelum menyampaikan pendapatmu.

2. Kreativitas sebagai Media Berpendapat

Kalau kamu suka menulis, tuangkan ide-ide melalui artikel, cerpen, atau opini yang benar-benar hasil karyamu sendiri. Hindari plagiarisme dan biasakan jujur pada sumber inspirasimu. 

Selain tulisan, teknologi memberi ruang lebih luas untuk berekspresi. Kamu bisa membuat konten digital yang edukatif, entah dalam bentuk video, siniar, atau ilustrasi.

Bahkan, seni pun bisa jadi media untuk menyampaikan pendapat puisi, lagu, atau gambar yang kamu ciptakan bisa membawa pesan yang mendalam.

3. Mulai dari Lingkungan Kecil Pertemanan

Saat berkumpul santai dengan teman, coba ajak berdiskusi tentang hal-hal yang bermanfaat.

Diskusi ringan semacam ini justru bisa melatihmu berpikir kritis, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan menghargai pendapat orang lain.

Kadang temanmu setuju, kadang tidak, dan itu wajar. Justru di situlah letak nilai sebuah diskusi yaitu memperkaya cara kita memahami suatu hal.

Dengan memilih media yang tepat, pendapatmu tidak hanya tersampaikan, tetapi juga membawa manfaat bagi dirimu sendiri maupun orang lain.

Etika dalam Berpendapat

Agar pendapatmu bisa diterima dengan baik, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

Gunakan bahasa yang sopan. Pastikan kata-katamu mencerminkan sikap terdidik dan menghargai orang lain.

Sampaikan berdasarkan fakta. Lakukan riset atau cari sumber yang valid sebelum menyampaikan pendapat, supaya argumenmu kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Mau mendengar, bukan hanya ingin didengar. Dalam diskusi, wajar kalau ada yang setuju dan ada yang tidak. Terimalah semua tanggapan dengan lapang dada.

Suara Siswa untuk Negeri Tercinta

Sebagai pelajar, kamu punya hak untuk menyampaikan pendapat. Hanya saja, penting untuk memahami porsimu dengan mengetahui bagaimana cara menyuarakannya dengan cara yang elegan, sopan, dan tetap bertanggung jawab.

Di sisi lain, Ganesha Operation (GO) sebagai bimbingan belajar tidak hanya hadir untuk menyediakan bahan ajar, tetapi juga berperan dalam membentuk pola pikir kritis siswanya. 

Melalui pemecahan soal dengan konsep The King misalnya, siswa dilatih agar tidak sekadar mencari jawaban, melainkan juga mampu menganalisis dan menemukan cara yang tepat, akurat, dan cepat.

Inilah bekal penting untuk menjadi pribadi yang kritis, bukan hanya dalam belajar, tetapi juga dalam menyikapi kehidupan sehari-hari.

Generasi emas Indonesia bukan hanya mereka yang cerdas secara akademis, melainkan juga mereka yang kritis, peka, dan berani menyuarakan kebenaran. Suaramu hari ini bisa menjadi fondasi bagi bangsa yang lebih baik di masa depan. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan