Profil Nani Zulminarni, Kepala Rumah Tangga Perempuan Pendiri PEKKA
Mengenal sosok Nani Zulminarni, kepala rumah tangga perempuan yang mendirikan organisasi perempuan PEKKA!
Parapuan.co- Sosok Nani Zulminarni merupakan salah satu perempuan yang aktif di dunia aktivisme perempuan.
Ia merupakan pendiri sekaligus direktur Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumah Tangga (PEKKA).
Lalu seperti apa sesungguhnya sosk Nani Zulminarni ini? Berikut perjalanan kariernya dilansir dari parapuan.co.
Nani adalah seorang feminis dan aktivis yang sejak dulu terjun menghadapi permasalahan perempuan khususnya daerah-daerah pelosok.
"Saya mengidentifikasikan diri sebagai pengorganisir masyarakat. Saya juga mengidentifikasikan diri saya sebagai seorang feminis," ujar perempuan berjilbab itu melansir parapuan.co pada Senin (27/6/2022).
Ia mengaku awal mula bekerja di dunia gerakan perempuan diskriminasi yang dialaminya saat melamar pekerjaan.
Dahulu tidak ada tempat yang mau menerimanya bekerja karena dirinya berjilbab.
Karena kebutuhan finansial, akhirnya ia bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di isu perempuan.
"Saya mulai tertarik dunia aktivisme perempuan ketika saya lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1985. Seperti biasanya, saya harus cari kerja. Tapi waktu saya susah sekali dapat kerja karena saya berjilbab. Waktu itu pada tahun 80-an kan di Indonesia masih dilarang pakai jilbab. Akhirnya saya bergabung dengan organisasi yang namanya Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita. Nah itu sebuah LSM perempuan yang mengorganisir perempuan-perempuan di pedesaan terkait pemberdayaan ekonomi," cerita Nani sambil mengingat kejadian yang dialaminya dahulu.
Baca juga: Djenar Maesa Ayu, Sastrawan Perempuan Indonesia yang Karyanya Mendunia
Mulai dari situ, Nani mulai menikmati pekerjaannya sebagai pekerja sosial.
"Nah, saya mulai disitu sebagai pendamping lapangan di Jawa Barat, Riau, dan beberapa tempat di Indonesia," ujar perempuan alumni magister North Carolina State University Amerika Serikat jurusan sosiologi ini.
Awalnya, Nani mengaku tidak paham mengenai isu aktivisme perempuan.
"Saya meniti perjalanan saya, dari tidak paham dan akhirnya benar-benar paham. Karena tujuan saya waktu itu, terjun ke dunia aktivisme perempuan ya memang hanya untuk bekerja saja," cerita perempuan yang dahulu mengambil jurusan perikanan saat menempuh pendidikan S1.