RA Kartini Meninggal Dunia Karena Preeklamsia, Ini Dia Cara Mencegah Komplikasi Kehamilan Itu
R.A. Kartini meninggal di usia 25 tahun, 4 hari setelah melahirkan anaknya karena preeklamsia. Ketahui cara mencegahnya.
Parapuan.co - Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April, yang merupakan hari kelahiran sang pahlawan perempuan Indonesia ini.
Sayangnya Raden Ajeng Kartini meninggal di usianya yang masih terbilang muda yaitu pada usia 25 tahun.
R.A. Kartini mengembuskan napas terakhirnya pada 17 September 1904 di Rembang. Ia meninggal empat hari setelah melahirkan putra pertamanya karena preeklamsia.
Peristiwa ini mengingatkan kita, bahwa kematian ibu dan bayi usai melahirkan sudah terjadi sejak lama.
Untuk itu, Kawan Puan pun perlu lebih waspada dan menghindari berbagai pemicunya.
Preeklamsia adalah suatu kondisi yang hanya terjadi selama kehamilan.
Beberapa gejala mungkin termasuk tekanan darah tinggi dan protein dalam urine, biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeklamsia sering dihalangi oleh hipertensi gestasional.
Sementara tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak selalu menunjukkan preeklamsia, itu mungkin merupakan tanda dari masalah lain. Kondisi ini memengaruhi setidaknya 5-8% kehamilan.
Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan fatal bagi ibu dan bayi.
Baca Juga: Jadi Nutrisi Penting Ibu Hamil, Ini Khasiat Asam Folat untuk Pertumbuhan Janin
Preeklamsia dapat berkembang setelah melahirkan bayi, suatu kondisi yang dikenal sebagai preeklamsia postpartum.
Bagaimana tahu jika menderita preeklamsia?
Mengutip dari American Pregnancy, pada setiap pemeriksaan prenatal, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memeriksa tekanan darah ibu hamil karena gejala awal preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah.