Jadi Film Pertama Wregas Bhanuteja, 'Penyalin Cahaya' Angkat Isu Kekerasan Seksual
Sutradara Wregas Bhanuteja memulai debut film panjangnya dengan Penyalin Cahaya yang mengangkat isu kekerasan seksual.
Parapuan.co - Sutradara muda Wregas Bhanuteja sudah tidak asing lagi di industri perfilman Indonesia bahkan internasional.
Baru-baru ini Wregas bersama Rekata Studio dan Kaninga Pictures mengumumkan judul dan cerita film panjang pertamanya yaitu Penyalin Cahaya.
Rangkaian proses produksi tersebut akhirnya rampung setelah berjalan lebih dari setahun sejak 2020 di Jakarta dan sekitarnya.
Penyalin Cahaya mengangkat kisah Sur yang harus kehilangan beasiswa karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar.
Malam tadi, Sur tidak mengingat apapun yang terjadi pada dirinya. Ini adalah kali pertama Sur datang ke pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya, dan mendapati dirinya tidak sadarkan diri.
Sur meminta bantuan Amin, teman masa kecilnya, seorang tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.
Lahirnya film Penyalin Cahaya awalnya atas pengamatan dari Wregas, yang juga menulis skenario film ini.
Wregas mengatakan, "Latar belakang yang paling kuat dalam membuat Penyalin Cahaya adalah banyaknya kejadian dari para penyintas kekerasan seksual yang mendapat ketidakadilan."
"Adanya berbagai macam stigma dan ketiadaan support system, ruang aman, dan pengetahuan masyarakat akan kekerasan seksual menjadi salah satu penyebab para penyintas memutuskan untuk memendam kejadian kekerasan yang mereka alami.
"Film ini adalah suara untuk melawan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat kita hari ini," tambah Wregas, dikutip dari rilis yang PARAPUAN terima.
Produser film Penyalin Cahaya dari Rekata Studio, Adi Ekatama, juga mengutarakan pandangannya.
Menurut Adi, cerita Penyalin Cahaya mengangkat topik penting yang masih perlu mendapat banyak perhatian dari seluruh kalangan masyarakat hari ini.
Baca Juga: Film Dua Garis Biru: Melihat Pentingnya Keterbukaan dalam Keluarga bagi Anak Remaja