Bamsoet Teken MoU dengan Formula BRICS Group, Indonesia Siap Gelar Balap Mobil Hidrogen
Kesepakatan IMI dan Formula BRICS membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat sportainment sekaligus riset energi bersih dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IMI dengan International Sports Community "Formula BRICS Group", terkait pengembangan Program Formula BRICS International Motoracing Tournament di Indonesia.
Kesepakatan ini menjadi pijakan awal bagi Indonesia untuk mengambil peran penting dalam era baru pengembangan teknologi Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) dan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Balap Mobil Hidrogen Brics Formula-1 di Indonesia.
"Kejuaraan Dunia Balap Mobil Hidrogen Brics Formula-1 akan menggunakan mobil balap berbasis FCEV, yang mengubah hidrogen menjadi listrik untuk menggerakkan motor dan menghasilkan emisi nol. Teknologi ini kini menjadi perhatian dunia seiring komitmen global menekan emisi karbon dan mempercepat transisi energi bersih," ujar Bamsoet usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Pusat IMI Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Agenda ini turut dihadiri perwakilan International Sports Community "Formula BRICS Group" Ruslan Israpil, Waketum IMI Pusat Rifat Sungkar, M. Riyanto, Irfan Bahrain, Junaedi Elvis serta Komunikasi dan Media IMI Pusat Dwi Nugroho Marsudianto.
Bamsoet menjelaskan, International Sports Community "Formula BRICS Group" berencana untuk membuka Kantor Pusat di Indonesia.
Baca juga: IMI, Kementerian P2MI, dan KADIN Jalin Kolaborasi Cetak Mekanik & Driver Berstandar Internasional
Kehadiran kantor tersebut, lanjutnya, akan menjadi pusat koordinasi pengembangan sumber daya manusia, mulai dari pembalap, mekanik, insinyur, hingga tenaga manajerial. Hal ini tentu akan memperkuat kapasitas Indonesia dalam menyelenggarakan kejuaraan balap hidrogen berkelas dunia.
"Penyelenggaraan Brics Formula-1 Hydrogen Racing akan membawa dampak besar bagi Indonesia. Baik dari sisi sportainment maupun penguatan riset dan inovasi teknologi otomotif ramah lingkungan. Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah kejuaraan balap mobil hidrogen dunia, tetapi juga mendorong riset, inovasi, dan transfer teknologi energi bersih untuk masa depan Indonesia,” kata Bamsoet.
Menurut data International Energy Agency (IEA) pada tahun 2024, kapasitas produksi hidrogen hijau dunia mencapai 20 juta ton per tahun. Meningkat pesat dibandingkan lima tahun sebelumnya yang hanya sekitar 2 juta ton per tahun.
Sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman telah menyiapkan peta jalan penggunaan hidrogen dalam sektor transportasi. Dengan sumber energi terbarukan yang melimpah, Indonesia berpotensi besar masuk dalam jaringan global tersebut.
"Dengan menjadi penyelenggara Brics Formula-1 Hydrogen Racing, posisi Indonesia dalam peta olahraga otomotif dunia akan semakin diperhitungkan. Lebih dari itu, kehadiran ajang ini akan memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung teknologi berkelanjutan dan pembangunan ekonomi hijau," pungkas Bamsoet. (*)
Baca juga: Hadiri Pembukaan Indonesia Art Motoring, Bamsoet Dorong Mobil Klasik Jadi Motor Ekonomi Kreatif
Post-Truth dan AI: Dua Tantangan Besar yang Harus Dijawab Konstitusi |
![]() |
---|
Kuliah di Unhan, Bamsoet Tekankan Pentingnya Diplomasi Prabowo ke Tiongkok |
![]() |
---|
Bamsoet Lantik Wakil Rektor UNPERBA, Dorong Penguatan Tata Kelola dan Kontribusi Akademik |
![]() |
---|
Uji Disertasi Mahasiswa Doktor Hukum UNPAD, Bamsoet Dorong Perlindungan Hukum pada Investasi NFT |
![]() |
---|
Bamsoet Dukung Jewel Garden PIK 2 Jadi Motor Baru Pertumbuhan Bisnis Ritel dan Kuliner |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.