Gangguan Rantai Pasok Industri Otomotif Terancam Akibat Pembatasan Ekspor China
Produksi dihentikan pada 26 Mei dan diperkirakan baru akan kembali berjalan pada 13 Juni mendatang.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan perang dagang global mendorong China untuk mulai menerapkan pembatasan ekspor terhadap unsur tanah jarang (rare earths) sejak April lalu.
Unsur ini sangat penting bagi pembuatan berbagai komponen industri, termasuk magnet yang kuat, tampilan pada LED hingga katalis.
Kebijakan ini mulai berdampak pada sektor otomotif. Produsen mobil asal Jepang, Suzuki, dikabarkan terpaksa menghentikan produksi model Swift karena mengalami kekurangan komponen yang berkaitan dengan pembatasan tersebut.
Baca juga: Fenomena Mobil Baru Dijual Bekas Merebak di China
Menurut laporan dari Carscoops, produksi dihentikan pada 26 Mei dan diperkirakan baru akan kembali berjalan pada 13 Juni mendatang.
Suzuki bukan satu-satunya pabrikan yang terdampak. Rantai pasok BMW juga mengalami kekurangan material, meskipun hingga kini proses produksi masih berjalan normal.
Asosiasi Pemasok Otomotif Eropa (CLEPA) memperingatkan bahwa rantai pasok sudah mengalami gangguan yang signifikan karena pembatasan ekspor China baru-baru ini pada unsur tanah jarang dan magnet.
Mereka menambahkan, hal ini berdampak pada pembuatan mesin pembakaran dan kendaraan listrik, yang mengancam produksi otomotif dan ribuan pekerjaan di Uni Eropa.
Hal ini tampaknya sudah mulai terlihat dampaknya, karena beberapa jalur produksi pemasok dilaporkan telah mulai ditutup belakang ini.
Namun, beberapa produsen mobil tampaknya lebih baik daripada yang lain, karena Mercedes dan Volkswagen mengatakan mereka tidak mengalami kekurangan saat ini.
Merek mobil mewah tersebut juga mengungkap bahwa mereka berupaya untuk mengurangi secara signifikan jumlah rare earths yang digunakan dalam kendaraannya.
Meskipun kemungkinan tidak akan ada bantuan langsung, Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara tentang rare earths dalam panggilan telepon baru-baru ini.
"Kami memiliki kesepakatan dagang dengan Tiongkok, seperti yang Anda ketahui, tetapi kami sedang meluruskan beberapa poin yang sebagian besar berkaitan dengan tanah jarang, magnet dan beberapa hal lainnya," ungkap Trump dikutip dari Carscoops.
Pembicaraan ini terjadi di tengah perang dagang global Trump dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok dapat menggunakan rare earths untuk menekan Amerika Serikat agar mencabut tarif tinggi atas barang-barangnya.
Istri Djuyamto Mengaku Hanya Bisa Pasrah Ketika Suaminya Terlibat Perkara Dugaan Suap |
![]() |
---|
Cedera Paksa Lee Zii Jia Mundur dari China Masters 2025, Catatan Buruk Terus Berlanjut |
![]() |
---|
Sorotan 32 Besar China Masters 2025 Tunggal Putra: Kejutan Alwi Tak Terjadi, Harapan Tinggal di Jojo |
![]() |
---|
Hasil China Masters 2025: Jojo Kalahkan Musuh Bebuyutan, Wajah Tunggal Putra Indonesia Terselamatkan |
![]() |
---|
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.