Senin, 29 September 2025

Gangguan Rantai Pasok Industri Otomotif Terancam Akibat Pembatasan Ekspor China

Produksi dihentikan pada 26 Mei dan diperkirakan baru akan kembali berjalan pada 13 Juni mendatang.

Lita
PROSES PRODUKSI MOBIL - Produsen mobil asal Jepang, Suzuki, dikabarkan terpaksa menghentikan produksi model Swift karena mengalami kekurangan komponen yang berkaitan dengan pembatasan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan perang dagang global mendorong China untuk mulai menerapkan pembatasan ekspor terhadap unsur tanah jarang (rare earths) sejak April lalu.

Unsur ini sangat penting bagi pembuatan berbagai komponen industri, termasuk magnet yang kuat, tampilan pada LED hingga katalis.

Kebijakan ini mulai berdampak pada sektor otomotif. Produsen mobil asal Jepang, Suzuki, dikabarkan terpaksa menghentikan produksi model Swift karena mengalami kekurangan komponen yang berkaitan dengan pembatasan tersebut.

Baca juga: Fenomena Mobil Baru Dijual Bekas Merebak di China

Menurut laporan dari Carscoops, produksi dihentikan pada 26 Mei dan diperkirakan baru akan kembali berjalan pada 13 Juni mendatang.

Suzuki bukan satu-satunya pabrikan yang terdampak. Rantai pasok BMW juga mengalami kekurangan material, meskipun hingga kini proses produksi masih berjalan normal.

Asosiasi Pemasok Otomotif Eropa (CLEPA) memperingatkan bahwa rantai pasok sudah mengalami gangguan yang signifikan karena pembatasan ekspor China baru-baru ini pada unsur tanah jarang dan magnet.

Mereka menambahkan, hal ini berdampak pada pembuatan mesin pembakaran dan kendaraan listrik, yang mengancam produksi otomotif dan ribuan pekerjaan di Uni Eropa.

Hal ini tampaknya sudah mulai terlihat dampaknya, karena beberapa jalur produksi pemasok dilaporkan telah mulai ditutup belakang ini.

Namun, beberapa produsen mobil tampaknya lebih baik daripada yang lain, karena Mercedes dan Volkswagen mengatakan mereka tidak mengalami kekurangan saat ini.

Merek mobil mewah tersebut juga mengungkap bahwa mereka berupaya untuk mengurangi secara signifikan jumlah rare earths yang digunakan dalam kendaraannya. 

Meskipun kemungkinan tidak akan ada bantuan langsung, Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara tentang rare earths dalam panggilan telepon baru-baru ini.

"Kami memiliki kesepakatan dagang dengan Tiongkok, seperti yang Anda ketahui, tetapi kami sedang meluruskan beberapa poin yang sebagian besar berkaitan dengan tanah jarang, magnet dan beberapa hal lainnya," ungkap Trump dikutip dari Carscoops.

Pembicaraan ini terjadi di tengah perang dagang global Trump dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok dapat menggunakan rare earths untuk menekan Amerika Serikat agar mencabut tarif tinggi atas barang-barangnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan