Minggu, 5 Oktober 2025

Transisi Kendaraan Listrik Harus Ramah Difabel, Bukan Cuma Ramah Lingkungan

Pemerintah diminta memastikan bahwa pengembangan kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya fokus pada ramah lingkungan

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi PLN
RAMAH SEMUA KALANGAN  - Pemudik mengisi daya mobil listrik di SPKLU rest area jalan tol. Pemerintah diminta memastikan bahwa pengembangan kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya fokus pada ramah lingkungan, tetapi juga ramah untuk semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah diminta memastikan bahwa pengembangan kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya fokus pada ramah lingkungan, tetapi juga ramah untuk semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

Manajer Proyek Nasional Entrev (Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia), Boyke Lakaseru mengatakan, saat ini banyak kendaraan listrik, baik motor maupun mobil belum dirancang untuk bisa diakses dengan mudah oleh difabel.

“Transisi ke kendaraan listrik jangan hanya dinikmati segelintir orang. Difabel juga harus dilibatkan, bukan hanya sebagai pengguna, tapi juga sebagai pelaku dalam ekosistem ini,” kata Boyke dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

Entrev adalah proyek kolaborasi antara UNDP (United Nations Development Programme) dengan Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Gatrik untuk membangun dan menguatkan ekosistem Electric Vehicle (KBLBB – Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) di Indonesia.

Boyke mengingatkan bahwa di Indonesia ada lebih dari 22 juta penduduk difabel namun sayangnya, mereka masih belum punya akses setara ke transportasi yang ramah lingkungan.

Padahal, jika sejak awal kendaraan listrik dirancang dengan fitur aksesibilitas—misalnya kursi roda yang bisa langsung masuk atau sistem kemudi adaptif—maka dampaknya akan sangat besar, baik untuk lingkungan maupun keadilan sosial.

Boyke dan timnya tengah mendorong agar komunitas difabel bisa ikut dalam pelatihan teknis, advokasi pengguna, bahkan pengembangan produk.

Beberapa startup lokal disebut sudah mulai merancang motor listrik roda tiga yang bisa dikendalikan oleh pengguna dengan kebutuhan khusus.

“Kami ingin ubah pandangan. Kendaraan listrik itu bukan sekadar teknologi canggih, tapi alat untuk memerdekakan. Difabel juga berhak mendapatkan kemudahan mobilitas,” tegas Boyke.

Ia juga menyarankan agar insentif kendaraan listrik dari pemerintah bisa mencantumkan difabel sebagai salah satu kelompok prioritas.

Langkah ini dinilai bisa memperluas pasar kendaraan listrik dan mempercepat adopsinya di masyarakat.

Entrev juga sedang menyiapkan pelatihan merakit motor listrik sederhana yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan difabel. Tujuannya, agar mereka tak hanya jadi pengguna, tetapi juga bisa jadi produsen atau pelaku industri.

Baca juga: LG Hengkang, Berikut Ini Deretan Produsen Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

“Kalau kita bicara energi untuk semua, ya harus betul-betul untuk semua. Termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” kata Boyke.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved