Perusahaan Teknologi Saudi Aramco Ajak BYD Kembangkan Mobil Ramah Lingkungan
Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco Technology Company menandatangani perjanjian pengembangan bersama dengan BYD minggu ini.
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco Technology Company menandatangani perjanjian pengembangan mobil ramah lingkungan dengan BYD minggu ini.
Kedua perusahaan mendorong pengembangan dan teknologi inovatif yang meningkatkan efisiensi dan berdampak baik pada lingkungan. Aramco tengah mencari terobosan kendaraan energi baru, dilansir dari Carscoops.
Sebagai dua raksasa di industri masing-masing, Aramco dan BYD memiliki kekuatan yang sangat besar dan dapat menetapkan tren, serta mendefinisikan ulang pasar yang harus diikuti oleh pesaing.
Aramco mengatakan pihaknya berupaya mengoptimalkan efisiensi transportasi, mengeksplorasi konsep powertrain canggih dan mengerjakan bahan bakar rendah karbon.
Raksasa industri Saudi tersebut percaya bahwa berbagai pendekatan diperlukan untuk transisi energi yang praktis.
Wakil Presiden Senior BYD Luo Hongbin menyampaikan, di persimpangan inovasi teknologi dan perlindungan lingkungan, BYD selalu percaya bahwa terobosan sejati datang dari keterbukaan dan kolaborasi.
"Kami berharap SATC dan kemampuan R&D mutakhir kami dalam kendaraan energi baru akan mendobrak batasan geografi dan pola pikir untuk menciptakan solusi yang menggabungkan kinerja yang sangat efisien dengan jejak karbon yang lebih rendah."
"Kami yakin ini akan mendukung upaya dunia untuk mengatasi tantangan iklim," ungkap Luo Hongbin dikutip dari Carscoops, Rabu (23/4/2025).
BYD tidak lagi menjual kendaraan konsumen tanpa colokan. Tahun lalu, perusahaan menjual 4,27 juta kendaraan energi baru. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,7 juta adalah BEV, sedangkan 2,48 juta sisanya adalah PHEV.
Baca juga: BBM Tak Sesuai Standar Euro 4, Investor Ogah Kembangkan Kendaraan Ramah Lingkungan di Indonesia
Di Tiongkok, istilah kendaraan energi baru mengacu pada kendaraan yang sebagian atau sebagian besar bertenaga listrik dan bahan bakar alternatif. Kendaraan tersebut meliputi plug-in hybrid, kendaraan listrik baterai dan EV sel bahan bakar.
Aramco tentu ingin memperluas jangkauan model plug-in hybrid BYD, yang tetap menggunakan mesin pembakaran internal berbahan bakar bensin.
Baca juga: Toyota Kartrid Hidrogen, Solusi Baterai Masa Depan Mobil Ramah Lingkungan
Kemitraan dengan BYD ini bukan satu-satunya langkah yang diambil Aramco dalam industri otomotif. Raksasa Arab Saudi itu juga memiliki saham di Horse Powertrain, kemitraan antara Renault dan Geely yang bertujuan untuk mengembangkan dan memproduksi mesin pembakaran baru yang inovatif.
Awal minggu ini, Horse meluncurkan konsep powertrain hybrid yang dapat menambahkan mesin pembakaran kecil ke platform kendaraan listrik yang ada.
Tanggapan BYD Soal Pabrik Perakitan yang Berdiri di Atas Lahan Pertanian Subang |
![]() |
---|
Perbandingan Biaya Bahan Bakar Mobil Biasa Vs BYD Atto 1 |
![]() |
---|
Penjualan BYD dan Denza saat GIIAS 2025 di ICE Tangerang Banten Sebanyak 4.195 Unit |
![]() |
---|
Mobil Baru Harga Rp 300 Jutaan yang Bisa Dibeli di GIIAS 2025 |
![]() |
---|
Mengenal Teknologi DiSus-C Punya BYD, Jadi Standar Baru Kenyamanan Berkendara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.