Menperin Usul Produsen Turunkan Harga Mobil, Ini Kata Bos Toyota dan Pengamat Otomotif
Untuk menggairahkan pasar, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta para produsen mulai mengkaji penekanan harga jual
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan mobil baru pada 2024 turun 13,9 persen menjadi 865.723 unit, dibandingkan tahun sebelumnya yang tembus 1.005.802 unit, menurut data Gaikindo secara wholesale.
Untuk menggairahkan pasar, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta para produsen mulai mengkaji penekanan harga jual mobil baru.
Baca juga: Menperin Minta Produsen Mobil Tekan Harga untuk Kembali Gairahkan Pasar
"Saya harapkan ada sense of urgency dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru. Misalnya, ini bukan arahan, tetapi misalnya sacrifice margin (pengorbanan margin) untuk menekan harga. Ini sebagai contoh, mohon untuk dipelajari dari masing-masing perusahaan," tutur Agus saat meresmikan pabrik baru Daihatsu di Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/2/2025).
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, menyampaikan permintaan kajian Menteri Perindustrian kemungkinan besar yang dimaksud ialah menjaga harga.
"Kalau profit relatif, karena berkaitan dengan produktivitas dan economic of scale. Jadi dalam konteks pengembangan pasar, saya sepakat dengan pak Agus agar harga di-maintain supaya daya beli terjaga," ungkap Bob Azam saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/2/2025).
Peningkatan pasar bisa saja terjadi saat ada pemicu, seperti insentif yang produktif dan bisa menstimulasi ekonomi.
"Itu bisa dicapai dengan peningkatan produktifitas dan juga insentif yang produktif dan menstimulus ekonomi, yang pada gilirannya juga meningkatkan tax revenue," imbuh Bob.
Baca juga: Toyota Jual 2.728 Mobil Selama 11 Hari di IIMS 2025, Zenix Hybrid Pimpin Penjualan xEV
Kurang Tepat
Pengamat Otomotif Bebin Djuana mengatakan, ketika industri otomotif ditekan terus dengan dalih efisiensi akan berdampak buruk.
"Industri induk, merek yang bersangkutan akan mengumpulkan semua supplier untuk menurunkan harga komponen. Suppliernya mau menekan siapa?" jelas Bebin.
Tekanan yang dihadapi supplier dinilai bisa berimbas pada penurunan kualitas, mulai dari pengurangan mutu material hingga proses.
Alhasil, jika semua itu dilakukan dan disatukan menjadi sebuah produk, besar kemungkinan akan didapati mobil yang mutunya berkurang.
"Mau lihat buktinya? Lihat produk merek dan tipe yang sama saat ini dibanding 2010, dibanding sebelum milenium. Hal ini terjadi hampir di semua merek. Awalnya karena kompetisi di pasar, sekarang ditambah imbauan (menekan harga)," ungkap Bebin.
Bebin menyarankan, Menteri Perindustrian untuk berdiskusi dengan Menteri Keuangan untuk menghapuskan pajak barang mewah sampai batas harga unit tertentu.
Hal ini dirasa langkah paling tepat, agar daya beli yang sudah merosot bisa kembali terdongkrak. Selain itu, dukungan kebijakan bunga kredit kendaraan bersahabat juga perlu dilakukan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.