Dukung Pengembangan Mobil Listrik, Presdir Mitsubishi: Tunggu Saja, Hal Besar Akan Terjadi
Menurutnya, MMKSI gencar melakukan sosialisasi mengenai kendaraan listrik kepada masyarakat dan berbagai institusi nasional.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Naoya Nakamura mendorong upaya pemerintah dalam menghadapi pergeseran dunia otomotif dari Internal Combustion Engine (ICE) ke Plug-In Hybrid Electric Vehcile (PHEV) dan electric vehicle (EV).
"Mitsubishi brand terdepan dalam produksi listrik (EV). Saya tahu diskusi pemerintah soal pajak istimewa kendaraan listrik tapi kita juga tidak tahu kapan regulasi itu akan terwujud," papar Naoya.
Melanjutkan nota kesepahaman, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) memberikan kontribusi kepada pemerintah berupa delapan unit SUV Outlander PHEV, dua unit kendaraan listrik i-MiEV, serta empat unit pengisian daya.
Baca: Link Live Score Barcelona vs Lyon, di Babak 16 Besar Liga Champions, Kick Off Pukul 03.00 WIB
Menurutnya, MMKSI gencar melakukan sosialisasi mengenai kendaraan listrik kepada masyarakat dan berbagai institusi nasional.
"Karenanya kami akan melakukan diskusi dengan pemerintah untuk mewijudkan EV secara paralel. Sesuatu yang besar akan terjadi di masa mendatang, tunggu saja," ucapnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah melakukan riset kendaraan listrik jenis hybrid dan plug-in hybrid.
"Studi ini sejalan dengan hal yang didorong oleh Kemenristekdikti terkait dengan kemampuan mobil listrik nasional (molina). Hari ini roadmap-nya sedang kita dorong di peraturan pemerintah atau perpres terkait dengan fasilitas-fasilitasnya," kata Menperin.
Pemerintah mengembangkan peta jalan program kendaraan rendah emisi karbon atau low carbon emission vehicle (LCEV).
Kendaraan ini memiliki sejumlah kategori di antaranya hybrid electric (HEV) da plug-in hybrid vehicle (PHEV). Teknologi ini tentunya lebih ramah lingkungan dan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2).
"Hasil studi sudah pasti electric vehicle (EV) dengan internal combustion engine EV itu akan lebih hemat, yang hybrid saja hasilnya kira-kira 50 persen, jadi penghematan kira-kira 50 persen dari energi," jelas Airlangga.
"Lalu yang plugin hybrid itu hampir 75 sampai 80 persen. Artinya, kalau B20 saja sudah bisa hemat sekitar 6 juta KL, maka dengaan hybrid atau plugin hybrid akan ada dua kali penghematan," lanjutnya.
Pemerintah melanjutkan riset kendaraan listrik terkait aplikasi, ketahanan (durability) dan ketersediaan infrastruktur.
Terkait payung hukum, Kemenperin telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif fiskal berupa tax holiday untuk industri otomotif di dalam negeri yang memproduksi kendaraan listrik maupun merakit kendaraan rendah karbon.
Peraturan Presiden tentang kendaraan bermotor rencananya akan dikeluarkan pada tahun ini.