Anda Termasuk Satu Dari Tiga Tipe Manusia Ini? Jangan Mengemudi, Amat Berisiko !
Tiga tipe manusia ini amat berisiko kalau mengemudikan mobil. Apakah Anda termasuk satu dari tiga tipe itu? Berhati-hatilah!
Gaya berkendara juga dipengaruhi oleh fungsi kerja otak yang dinamakan lobus. “Masing-masing lobus memiliki fungsi yang berbeda.
Bagian depan asosiasi dan persepsi, bagian selanjutnya cara menganalisa dan mengambil keputusan, berikutnya cara bertindak, berkomunikasi dan melihat.”
Secara keseluruhan, Benny membagi gaya mengemudi dalam empat tipe, yaitu Cognitive Driver, Affective Driver, Reflective Driver dan Dual Affective Driver. Orang dengan tipe Cognitive Driver sangat kuat dalam menggunakan nalarnya, serba mikir. Orang tipe ini egonya kuat, mikir agar sampai tujuan.
Video: Naik taksi tua Toyota Crown di jalanan kota Tokyo, akhir Oktober 2015.
“Kalau Affective Driver itu serba dirasa, enggak enakan karena menggunakan perasaan. Reflective Driver menggunakan insting dan sangat menjaga SOP dalam mematuhi aturan. Aturan yang digunakannya juga tergantung dengan aturan apa yang ditanamkan sejak awal. Kalau aturan tersebut baik, dia akan baik selamanya, dan bila jelek akan jelek selamanya.
Sementara Dual Affective Driver adalah seseorang yang menggunakan Cognitive dan Affective secara bersamaan, tapi enggak ketemu-ketemu, suka bingungan,” tutupnya.
Masing-masing gaya berkendara yang disebutkan di atas memang tidak sepenuhnya benar dan juga salah. Namun, dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam berkendara.
Di sinilah pentingnya menggali beragam informasi penting seputar berkendara aman atau yang biasa disebut safety driving dan defensive driving.
Video: Ramainya lalu lintas di Jalan Gatot Subroto Jakarta, 15 November 2015.
Sekadar menyegarkan ingatan, safety driving adalah perilaku mengemudi yang mengacu pada standar keselamatan berkendara.
Sementara defensive driving adalah perilaku mengemudi yang dapat menghindarkan dari masalah yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri. (Edwin Yusman)