Anda Termasuk Satu Dari Tiga Tipe Manusia Ini? Jangan Mengemudi, Amat Berisiko !
Tiga tipe manusia ini amat berisiko kalau mengemudikan mobil. Apakah Anda termasuk satu dari tiga tipe itu? Berhati-hatilah!
Melalui BBD ini, seseorang dapat mengetahui dan mengenali otaknya sehingga mampu melakukan pencegahan supaya bisa menjaga keamanan dalam berkendara dan berbagai kegiatan lain.
Toyota punya kecanggihan sistem keamanan mengemudi (Safety driving) terbaru. Namanya Intelligent Transportation System (ITS). Dengan ITS, mobil yang kita kemudikan bisa 'berkomunikasi' dengan detektor di persimpangan jalan untuk mendeteksi risiko bertabrakan dengan mobil lain yang berderet-deret di depan mobil kita. Bisa mendeteksi juga pejalan kaki yang tidak tampak kasat mata karena tertutup pohon atau mobil lain. Kecelakaan pun bisa dihindarkan. Canggih kan?
“Kecerdasan bisa berubah, kepribadian bisa berubah, tapi yang namanya watak asli tidak akan berubah. Hal itu bisa diketahui dari pola sidik jari, tulisan tangan dan lain-lain. Perilaku itu bersumber dari otak kita,” bebernya.
Hal ini dibuktikan ketika sedang berkendara. Saat mengemudi, kita menemukan berbagai macam perilaku dan karakter orang di jalan. Misalnya, bertemu orang yang tempramental, orang yang gampang capek dan lain-lain. Perilaku-perilaku tersebut terkadang berisiko membuahkan kecelakaan.
Belahan Otak
Melalui program BBD ini, “Kita berkenalan dengan kinerja otak yang menyebabkan mereka berperilaku seperti itu. Kembali bahwa ketika orang mengemudi, sebetulnya otaklah yang mengendalikan semua aktivitas.
Bagaimana setting-an kerja otak kita itu menentukan bagaimana kita mengemudi.”
Itu sebabnya setiap orang punya gaya mengemudi sendiri-sendiri, karena dipengaruhi bagaimana otaknya bekerja.
“Setiap orang walaupun unik, perilakunya bisa diprediksi dan bisa dimodifikasi setelah mengetahui bagaimana cara kerja otaknya,” lanjut Benny.
Pasalnya, karakter dasar orang bersumber dari bagian otak mana yang dominan dan itu sudah bawaan sejak lahir, namun bisa dilatih dan bisa berubah.
Kepribadian itu berlapis-lapis, aslinya adalah watak. Seiring bertambahnya usia, semakin berlapis pula kepribadiannya. Tapi, akan keluar watak aslinya ketika berada dalam kondisi yang sangat tertekan dan saat merasa nyaman sekali.”
“Gaya berkendara juga dipengaruhi oleh kinerja otak belahan mana yang dominan, apakah belahan kanan atau belahan kiri. Lalu, bagaimana gaya mengemudi mereka? Mereka yang didominasi otak belahan kiri akan memerhatikan angka-angka dan sangat terstruktur. Enggak pakai prediksi tapi kalkulasi, sangat kalkulatif,” jelas Benny.
Sementara itu, orang yang dominan otak belahan kanan akan lebih prediktif, imajinatif dan kreatif dan orang dengan otak kanan lebih melihat gambar, lebih nekat.
Masing-masing gaya berkendara itu memiliki plus dan minus tersendiri. Namun, kata Benny, akan lebih bagus lagi jika seorang pengemudi mampu menggunakan keduanya secara sempurna.
“Sayangnya, tidak semua orang bisa menggunakan dua belah otak itu. Karenanya perlu dilatih,” terangnya.
Tipe Mengemudi