Ini Tips Psikolog Agar Main Game Online Tak Ganggu Sekolah dan Aktivitas Anak
Ratusan siswa SMK Pusdikhubad, Cimahi, Jawa Barat, antusias mengikuti talkshow bersama Garena Indonesia tentang pemanfaatan game online secara sehat.
Penulis:
Fransisca Andeska
Editor:
Anniza Kemala
Ekstrakurikuler eSports di Sekolah
Ronny Patria Sahiundaleng, guru dan pembimbing ekstrakurikuler eSports SMK Pusdikhubad, menyambut baik inisiatif Garena Indonesia yang berkaitan dengan sosialisasi ‘Good Game’.
Sejak 2023, sekolah ini telah memasukkan eSports sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Ronny, game online bukan lagi sekadar hiburan. Ia melihat banyak nilai positif yang bisa ditanamkan, mulai dari sportivitas, kerja sama tim, hingga kemampuan mengelola emosi dan menyusun strategi.
“Kami pernah tampil di final Liga Pelajar eSports. Komunitas Free Fire di sini sangat aktif. Anak-anak kami fasilitasi, termasuk menyediakan wifi gratis untuk latihan,” kata Ronny.
Ronny menuturkan, lewat game online, akhirnya dia paham bahwa kini siswa terbiasa menghadapi tantangan dan target. Saat gagal pun, mereka belajar legowo dan mencari strategi baru. Menurutnya, itu jadi pelajaran penting yang bisa diterapkan di kehidupan nyata.
“Saya selalu tekankan bahwa kerja sama tim itu penting. Kalau teman kesulitan, dibantu. Itu secara tidak langsung, semangat yang dibawa dari game ke dunia nyata. Ada juga semangat kompetisi serta pengendalian emosi turut terlatih. Membangun tim kan ada leader, ada merancang strategi sama teman-temannya. Ada kerja sama tim yang saya selama ini saya tekankan,” ujar Ronny.
Di kesempatan yang sama, Head of Business Development, Esports & Community Garena, Wijaya Nugroho mengatakan, pihaknya terus berkomitmen menciptakan ekosistem bermain game yang aman, positif dan bertanggung jawab.
Oleh karena itu, Garena tidak bisa bekerja sendiri, perlu adanya keterlibatan dari orang tua, lembaga pendidikan hingga kelompok lainnya yang profesional, seperti psikolog untuk menciptakan semangat ‘Positive Gaming’ bagi para gamers.
“Garena memahami bahwa peran orang tua, guru dan sekolah sangat penting dalam mendampingi anak bermain game dengan sehat dan bertanggung jawab. Melalui program ini, kami ingin mendorong dialog terbuka dan edukatif di lingkungan sekolah dan rumah,” kata Wijaya.
Di akhir acara, para guru dan siswa turut bermain bersama dalam sesi mabar setelah talkshow selesai.
Baca juga: Sukses Berkarya Sebelum 30: THENBLANK, dari Ruang Tamu jadi Brand Fashion Urban Bersama Shopee
Karyawan Minimarket yang Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang Ditangkap, Dijerat UU Perlindungan Anak |
![]() |
---|
Anak Belum Bisa Bicara Sudah Kecanduan Game Online, Alarm Bahaya Masa Depan Bangsa |
![]() |
---|
Menkomdigi Meutya Hafid: Aturan Pembatasan Media Sosial Untuk Anak Masih Disusun |
![]() |
---|
Kode Redeem Free Fire yang Masih Aktif, 21 Februari 2025, Klaim di reward.ff.garena.com |
![]() |
---|
Bangkit dari Titik Terendah Hidupnya, Muhammad Dadun: Jangan Pernah Takut Gagal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.