Selasa, 7 Oktober 2025

Bara JP Sebut Pertemuan Prabowo dan Jokowi Banyak Bahas Masalah Besar, Termasuk soal 2 Periode

Bara JP mengatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi untuk menyampaikan pesan politik bahwa hubungan kedua tokoh itu baik-baik saja dan sangat harmonis.

Penulis: Rifqah
Kolase Tribunnews.com
PERTEMUAN PRABOWO-JOKOWI - Kolase foto Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Bara JP mengatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi untuk menyampaikan pesan politik bahwa hubungan kedua tokoh itu baik-baik saja dan sangat harmonis. 

TRIBUNNEWS.COM - Waketum DPP Bara JP, David Pajung, mengaku tidak mengetahui secara detail pembahasan Presiden Prabowo Subianto dan eks Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) ketika bertemu pada Sabtu (4/10/2025) lalu.

Jokowi menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan bertemu selama hampir dua jam, dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

David mengatakan, pertemuan kedua tokoh itu dilakukan secara tertutup, sehingga tidak diketahui pasti topik yang dibicarakan keduanya.

Namun, satu hal yang bisa dipastikan oleh David bahwa pertemuan keduanya itu untuk menyampaikan pesan politik bahwa hubungan kedua tokoh itu baik-baik saja dan sangat harmonis.

"Sesungguhnya kan karena memang pertemuan itu tertutup ya, yang tahu detailnya persis itu beliau berdua ya, Pak Prabowo dan Pak Jokowi," ungkapnya, Senin (6/10/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Pesan politik yang tersirat dari pertemuan ini adalah bahwa pertama hubungan kedua tokoh ini baik-baik saja. Enggak seperti yang selama ini berkembang di publik bahwa ada sedikit mungkin kurang harmonis ya," ujar David.

Meski mengaku tidak tahu secara detail isi pembicaraan Prabowo dan Jokowi, David meyakini bahwa keduanya membahas berbagai masalah besar.

David juga meyakini dua tokoh bangsa ini juga banyak bicara mengenai ide, gagasan, hingga proyeksi-proyeksi kebangsaan untuk ke depan.

"Secara emosional mereka banyak membahas masalah-masalah besar, orang-orang besar sekelas mereka ini pasti bicara soal ide, gagasan, paradigma, dan proyeksi-proyeksi kebangsaan ke depan. Saya pikir itu yang banyak dibahas kemarin oleh dua tokoh kita ini dan kita senang sebagai anak bangsa, kita senang melihat guyubnya dua tokoh ini," ucap David.

Menurut David, dalam pertemuan itu, Prabowo dan Jokowi juga membahas soal Prabowo-Gibran Rakabuming Raka dua periode.

Jokowi sebelumnya secara terang-terangan memberikan arahan kepada para relawannya agar mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode.

Baca juga: Hendri Satrio Sebut Pertemuan Prabowo dan Jokowi di Kertanegara Bukan Sekadar Silaturahmi Biasa

"Iya (ada pembahasan soal Prabowo-Gibran 2 periode). Saya pikir itu enggak lepas dari perbincangan itu juga. Jadi kunjungan Pak Jokowi ke Pak Prabowo ini juga sekaligus mengkonfirmasi apa yang terjadi, diskusi antara Pak Jokowi sebagai pembina kami, pembina relawan, pembina Bara JP ya, bahwa memang kan itu pembicaraan khusus beliau dengan para relawannya (soal dukungan Prabowo-Gibran dua periode)," ungkapnya.

Kata Pengamat

Mengenai pertemuan Prabowo dan Jokowi itu, Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa), menilai bahwa hal tersebut bukan sekadar silaturahmi biasa.

Analis komunikasi politik dan pendiri lembaga survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) tersebut mengatakan, sejumlah dinamika politik belakangan ini menjadi latar belakang yang memperkuat dugaan bahwa pertemuan tersebut membahas isu-isu krusial.

Menurutnya, pertemuan selama dua jam itu kemungkinan turut membicarakan isu ijazah Wakil Presiden Gibran, serta kunjungan tokoh kontroversial Abu Bakar Ba'asyir ke kediaman Jokowi beberapa waktu lalu.

"Kejadian selanjutnya apalagi? Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya Pak Jokowi, terus meningkat eskalasi isu ijazah Gibran. Jadi, kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Pak Jokowi mengharuskan dirinya ketemu dengan Pak Prabowo," kata Hensa kepada wartawan, Senin.

Hendri berpandangan, meskipun hubungan Jokowi dan Prabowo dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa berbeda karena berlangsung di tengah situasi politik yang dinamis. 

Dia merujuk pada gelombang unjuk rasa besar pada 28–31 Agustus 2025 yang menyeret nama Jokowi, serta pernyataan Jokowi yang secara terbuka meminta relawannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk dua periode.

"Kalau lihat kejadian-kejadiannya, menurut saya ada beberapa hal yang dibahas. Bisa saja tentang Abu Bakar, bisa saja tentang ijazah, bisa saja tentang reshuffle, atau dukungan Prabowo-Gibran dua periode," ujarnya. 

"Justru saya menilainya dukungan Prabowo-Gibran dua periode itu pasti diungkapkan pada saat itu. Dua jam waktu yang sebentar kalau sambil makan kan," ucapnya.

Hendri juga menyoroti langkah Prabowo yang memanggil dua menteri usai pertemuan, yakni Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto. 

Sebab, dia menilai bahwa waktu pemanggilan tersebut cukup menarik perhatian publik karena bertepatan dengan meningkatnya eskalasi isu ijazah Gibran dan potensi dampak kunjungan Ba'asyir terhadap keamanan nasional.

Hensa lantas menuturkan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan penting lantaran sampai membuat Jokowi bertandang ke kediaman Prabowo.

"Kalau kemudian sampai Pak Jokowi ketemu Pak Prabowo itu pasti ada hal yang penting. Mungkin salah satu diantara yang saya sebutkan tadi, kalau enggak penting kan Whatsapp-an aja gitu bisa jadi atau telponan aja," ungkapnya.

Oleh karena itu, Hensa memandang publik harus mengantisipasi kebijakan atau keputusan apa yang keluar setelah pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut.

"Pertemuan ini adalah hal yang menarik, sudah pasti, tapi setelah ini kita lihat apakah ada kebijakan-kebijakan yang tiba-tiba muncul pasca pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi," imbuh Hensa.

(Tribunnews.com/Rifqah/Fersianus)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved