Minggu, 5 Oktober 2025

Selain STEM+, Siswa Juga Perlu Kuasai Keterampilan AI Agar Lebih Kompetitif di Dunia Kerja

Selain literasi terhadap teknologi, meningkatkan soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, leadership, kemampuan beradaptasi juga menjadi kunci

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
BERBASIS STEM PLUS - Temuhara, project kreatif siswa karya Unaisa yang memproduksi skincare alami yang ramah kulit sensitif di kegiatan STEM+ Wonderlab yang berlangsung di CitraXperience Kemayoran, Jakarta, baru-baru ini. Program ini memamerkan proyek-proyek pribadi siswa peserta berbasiskan sains, teknologi, teknik, matematika dan seni (STEM+). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain memiliki basis pengetahun dan penguasaan sains, teknologi, teknik, matematika dan seni (STEM+) yang kuat, siswa kini juga perlu diperkenalkan pada keterampilan kecerdasan buatan (AI).

Namun, sebagian orangtua siswa khawatir bagaimana cara menyiapkan masa depan anak sehubungan dengan makin berkembangnya AI saat ini.

Pada sesi Parent Talk bertajuk Securing Your Child’s Future in the Age of AI" di acara STEM+ Wonderlab di Jakarta, baru-baru ini, CEO & Founder EduALL Devi Kasih mengatakan, orangtua perlu memahami pentingnya perkembangan AI saat ini.

Menurutnya, AI tak hanya mengubah tatanan pendidikan dan pekerjaan. Namun juga, menciptakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan anak.

"AI bukan ancaman, melainkan skill yang perlu dikuasai agar kita bisa terus bersaing dengan jaman yang semakin pesat berkembang," ujar Devi.

Debora Wibianne, Head of Academics EduALL mengatakan, selain literasi terhadap teknologi, meningkatkan soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, leadership, kemampuan beradaptasi juga menjadi kunci penting agar anak mampu menghadapi masa depan baik di universitas maupun saat sudah bekerja nanti.

Baca juga: Puluhan Guru SMA dan SMK di Jabar Ikuti Pelatihan AI dan Penguasaan STEM

EduALL merupakan platform persiapan memasuki universitas dan mentoring siswa yang berdiri tahun 2016.

Platform ini berupaya memaksimalkan potensi siswa dengan mengembangkan pola pikir pertumbuhan, membekali keterampilan akademik dan kehidupan.

Kegiatan STEM+ Wonderlab yang berlangsung di CitraXperience Kemayoran, Jakarta, antara lain diisi sesi bertajuk Passion Project Expo yang memamerkan proyek-proyek pribadi siswa peserta di bidang sains, teknologi, teknik, matematika, dan seni (STEM+). 

Menurut Devi Kasih, project ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan akademik, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar mereka.

Salah satunya adalah karya Unaisa yang mengembangkan Temuhara, sebuah solusi kreatif untuk keterbatasan pilihan skincare alami yang lembut dan ramah kulit sensitif.

"Bahan-bahan alami Indonesia punya kekuatan besar untuk merawat, bukan sekadar mempercantik diri. Dengan Temuhara, saya ingin mengajak orang kembali percaya pada kekuatan alam,” ujar Unaisa.

Siswa lainnya, bernama Evan Felix Santoso menampilkan project Aqua Vision, yaitu program Machine Learning yang mampu mendeteksi berbagai jenis sampah plastik di permukaan perairan dengan kondisi berbeda.

Tujuan akhirnya adalah meningkatkan upaya pemantauan lingkungan melalui deteksi plastik yang lebih akurat di laut, sungai, dan danau, sehingga dapat menyediakan data berharga untuk inisiatif pembersihan serta riset polusi.

“Teknologi seharusnya tidak hanya canggih, tapi juga bermanfaat untuk menyelamatkan bumi,” ungkap Evan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved