Senin, 29 September 2025

Kemendagri Respons Polemik Anggaran Pemkot Tangsel yang Dibongkar Eks Penyanyi Cilik Leony

Kemendagri menilai polemik anggaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadi ranah Pemprov Banten untuk segera melakukan tinjauan kembali.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
dok. Kemendagri
KEMENDAGRI - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Benni Irwan. Ia merespons soal polemik anggaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai polemik anggaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang dibeberkan  mantan penyanyi cilik Leony Vitria Hartanti, menjadi ranah Pemprov Banten untuk segera melakukan tinjauan kembali.

Adapun dalam unggahannya, Leony membagikan sejumlah potongan gambar dari Laporan Keuangan Pemkot Tangsel 2024 setebal 520 halaman.

Sejumlah pos belanja yang menjadi sorotan yakni souvenir, perjalanan dinas, hingga alat kantor yang mencapai miliaran rupiah.

Sementara anggaran perbaikan jalan di Tangsel hanya Rp 731 juta.

"Itu merupakan tugas dari Gubernur (Banten). Biasanya itu dilimpahkan sama-sama dengan Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD)," kata Kapuspen Kemendagri Benni Irwan di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (22/9/2025).

Baca juga: Pemkot Tangsel Genjot Pembangunan Infrastruktur Demi Kenyamanan Warga

Dalam hal ini, Kemendagri menunggu hasil review dan telaah soal RAPBD di Tangsel untuk tahun 2026.

"Karena memang harus melewati proses itu, sementara untuk APBD Provinsi nanti akan direview Kemendagri," ucapnya.

Leony membongkar anggaran Pemkot Tangsel pada 2024 yang menembus Rp 5 triliun.

Bahkan, pendapatan dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Pemkot Tangsel menyumbang Rp 733 miliar.

Baca juga: Wakil Walkot Tangsel Pastikan MRT Tangsel Dapat Dukungan Penuh

"Sekarang kita lihat pengeluarannya Tangsel buat program-program mereka ya dengan total dalam 127 program," katanya sambil memperlihatkan realisasi kinerja APBD tahun anggaran 2024 berdasarkan program pemerintah daerah Tangsel.

"Program nomor satu (program penunjang urusan pemerintah daerah Kabupaten/Kota) yang paling menyedot anggaran sampai Rp 2 triliun (nanti kita melihat ya Rp 2 triliun itu buat apa saja)," jelasnya lagi.

Leony terkejut saat melihat anggaran program Pemkot Tangsel yang berada pada nomor 106 (program pemerintahan dan kesejahteraan rakyat) dan nomor 108 (program dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD) yang memiliki nilai hampir sama.

"Nomor 106 (Rp 46 miliar) dan 108 (Rp 54 miliar) alokasi dananya hampir sama nilainya," ujarnya.

Selain itu, Leony juga mempertanyakan pada rincian anggaran Pemkot Tangsel yang menaruh untuk program peningkatan peran partai politik dan lembaga pendidikan melalui pendidikan politik dan pengembangan etika serta budaya politik pada nomor 124 dengan nilai Rp 51 miliar.

Tak berhenti di situ saja, Leony merasa syok ketika melihat jumlah anggaran yang dipakai Pemkot Tangsel untuk membayar gaji dan pegawai dalam jumlah tidak biasa yang dibuat pada tabel badan pegawai-LO tahun anggaran 2023 dan 2024.

"Rp 1,2 triliun buat bayar gaji dan tunjangan pegawai nih. Oh, BLUD itu badan layanan umum daerah (Kenapa pemerintah hobi benar bikin singkatan-singkatan sih?)," tambahnya.

Leony lalu melihat anggaran perjalanan dinas Pemkot Tangsel, peralatan tulis, hingga kebutuhan rapat yang nilainya sangat fantastis.

"Rp 1,8 triliun buat barang dan jasa termasuk bayarin perjalanan dinas Rp 117 miliar dalam satu tahun. Beli alat tulis kantor Rp 38 miliar? Kertas dan cover Rp 6 miliar? Mohon maaf itu beli ATK atau pabriknya?" tegasnya dengan nada emosi.

"Souvenir Rp 20 miliar, makanan dan minuman rapat Rp 60 miliar. Sampai penambah daya tahan tubuh dan pakaian pun kita yang belanjakan mereka. Rp 750 miliar buat beban jasa kantor menurut hasil searching ini buat menjalankan operasional kantor," tuturnya dengan heran.

Ia merasa heran anggaran Pemkot Tangsel untuk kebutuhan jalan nilainya jauh lebih rendah.

"Uang pajak dari rakyat untuk rakyat berarti ini ya yang beban pemeliharaan jalan, jaringan dan irigasi Rp 731 juta saja ceunah," paparnya.

"Kita enggak boleh suuzon, di Tangsel mungkin enggak banyak jalanan rusak jadi segitu saja sudah cukup buat membiayai selama setahun," ungkapnya.

Leony merasa bingung dengan anggaran yang diterapkan Pemkot Tangsel tidak memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

"Buat Bansos cuma Rp 136 juta. Kalau dihitung Rp 136.421.607 dibagi 43.330 maka itu berarti 3.148. Maka berarti, per orang itu cuma dapat satu bungkus mi instan dalam setahun," lanjutnya.

Ia membuka mengenai realisasi anggaran di bidang pendidikan Pemkot Tangsel senilai Rp 756 miliar.

Mirisnya, gaji honorer di Tangsel hanya mendapatkan Rp 500 ribu.

"Gue pengin lebih mengulik bajet pendidikan apalagi nilainya besar. Rp 756 miliar realisasi anggaran untuk bidang pendidikan, Rp 479 miliar untuk belanja pegawai tetapi gaji guru honorer masih Rp 500 ribu?" bebernya.

Terakhir, Leony mengungkap soal penyusunan dokumen perencanaan peringkat daerah.

"Sekali meeting bajetnya Rp 494 juta," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan