Reshuffle Kabinet
Hasan Nasbi Sempat Mau Mundur, Lalu Dicopot dari PCO, Pakar: Prabowo Beri Waktu, Demi Jaga Dinamika
Kata pakar, Prabowo memberikan waktu kepada Hasan Nasbi sebelum akhirnya mencopot Kepala PCO dan menunjuk Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menyoroti kronologi Hasan Nasbi yang dicopot Presiden RI Prabowo Subianto dari kursi Kepala PCO (Presidential Communication Office/Kantor Komunikasi Kepresidenan).
Adapun Hasan Nasbi tak lagi menjabat sebagai Kepala PCO dalam reshuffle (perombakan) Kabinet Merah Putih (KMP) jilid III yang digelar pada Rabu (17/9/2025) lalu.
Masih di hari reshuffle yang sama, Prabowo melantik Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Presiden (BKP).
BKP sendiri merupakan transformasi atau pergantian dari PCO, sebagaimana yang telah disampaikan Menteri Sekretaris Negara RI (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Istana Negara, Rabu lalu, usai reshuffle.
Ini artinya, PCO yang dipimpin Hasan Nasbi tak lagi ada setelah 11 bulan bekerja di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Akan tetapi, ada riwayat unik mengenai perjalanan Hasan Nasbi dari ditunjuk menjadi Kepala PCO sampai benar-benar dicopot.
Sebelum benar-benar diberhentikan, Hasan Nasbi sempat mengungkap dirinya ingin mundur dari jabatan Kepala PCO setelah pernyataan kontroversialnya soal kasus teror kepala babi terhadap jurnalis sekaligus host program Bocor Alus Politik dari Tempo, Francisca Christy Rosana yang terjadi pada Maret 2025 lalu.
Namun, pada Mei 2025, Hasan Nasbi menyatakan urung mundur, lantaran Prabowo tidak mengabulkan niatnya.
Akhirnya, pada September 2025, konsultan yang juga salah satu pendiri Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka ini dicopot Prabowo dari kursi Kepala PCO.
Prabowo Beri Jangka Waktu kepada Hasan Nasbi
Lika-liku ini, menurut Efriza, adalah bukti bahwa Prabowo memberikan jangka waktu kepada Hasan Nasbi sebelum akhirnya benar-benar mengganti Kepala PCO dengan Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP.
Baca juga: Setelah Reshuffle, Angga Raka Prabowo Rangkap 3 Jabatan padahal Dilarang MK, Istana Akan Evaluasi
Kata Efriza, Prabowo tetap menunjukkan sikap hangat dan bersahabat, sebelum akhirnya bulat memutuskan me-reshuffle Hasan Nasbi.
Sikap hangat tersebut terlihat dari langkah Prabowo yang masih mempertahankan Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO, tetapi job-desk juru bicara presiden diberikan kepada Menteri Sekretaris Negara RI (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
"Kita juga bisa melihat Hasan Nasbi. Jadi, Pak Prabowo walaupun ia masih menunjukkan sebuah persahabatan, sebuah kehangatan, tapi yang namanya reshuffle tetap dilakukan. Artinya Pak Presiden memberikan jangka waktu," kata Efriza saat menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (17/9/2025).
"Kalau kita melihat apa yang terjadi saat ini, tadi saya sampaikan bahwa Pak Presiden memang sudah menerima keinginan mundurnya Hasan Nasbi," tambahnya.
"Tapi kemudian oleh Pak Presiden pertahankan, dan posisi Hasan Nasbi itu dimasukkan ke dalam, tidak lagi sebagai jubir Pak Presiden secara utuh. Karena jubir Pak Presiden sempat berganti dengan Prasetyo Hadi baru kemudian benar-benar diberikan, dalam hal ini, kepada Angga Raka Prabowo," sambungnya.
Menurut Efriza, Prabowo memberi waktu Hasan Nasbi sebelum akhirnya dicopot demi menjaga dinamika dalam internal pemerintahan yang dipimpinnya.
Kasus Hasan Nasbi pun disamakan dengan Sri Mulyani Indrawati yang sempat dirumorkan ingin mundur dari jabatan Menteri Keuangan RI (Menkeu) setelah rumahnya dijarah massa di tengah gelombang demonstrasi yang terjadi akhir Agustus 2025 lalu.
Perlu dicatat, kabar Sri Mulyani ingin mundur itu belum terbukti kejelasannya sampai akhirnya ekonom yang juga mantan Direktur Pelaksana IMF itu dicopot dari jabatan Menkeu RI dalam reshuffle pada Senin (8/9/2025) lalu.
"Kita bisa melihat ini menunjukkan bahwa satu sisi, Pak Presiden ini ingin menjaga dinamika di dalam internalnya," ujar Efriza.
"Jadi, kita bisa melihat dua hal yang sama. Mundurnya Hasan Nasbi dengan Sri Mulyani, tapi dua-duanya ditolak oleh Pak Presiden. Tidak lama ataupun dalam jangka waktu tertentu, maka mundurnya mereka itu dipersilakan," katanya.
Kemudian, dengan dicopotnya Hasan Nasbi dari Kepala PCO dan ditunjuknya Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP, kata Efriza, menandakan bahwa Prabowo ingin memperbaiki komunikasi dengan masyarakat lewat orang-orang yang ia percayai.
"Kalau saya melihat jelas bahwa ini adalah upaya secara politik dan ekonomi yang sedang dibangun oleh Pak Presiden. Pak Presiden Prabowo berusaha berkomunikasi dengan lebih baik kepada masyarakat dengan orang-orang terdekatnya, yang dipercaya untuk menjabat," tutur Efriza.
Meski begitu, Efriza juga memprediksi, nantinya Hasan Nasbi tidak benar-benar di luar lingkaran pemerintahan.
"Kita melihat rasa-rasanya Hasan Nasbi ini tidak 100 persen nanti berada di luar, kemungkinan besar masih membantu Pak Presiden Prabowo entah sebagai apa, dan posisinya tentu bukan lagi di level tertinggi setingkat menteri ataupun di dalam hal ini di dalam lingkup kepresidenan langsung," papar Efriza.

Lika-liku Hasan Nasbi Ditunjuk Jadi Kepala PCO, Ingin Mundur, hingga Akhirnya Dicopot
Hasan Nasbi dilantik sebagai Kepala PCO pada 19 Agustus 2024, setelah sebelumnya sempat dipercaya sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka untuk pemilihan umum Presiden Indonesia atau Pilpres 2024.
Dalam perjalanan karier sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi sempat menuai sorotan karena pernyataannya soal ancaman teror kepala babi yang diterima jurnalis Tempo, Maret 2025 lalu.
Saat itu, Hasan Nasbi mengatakan agar kepala babi itu dimasak saja.
"Sudah dimasak saja, dimasak saja," kata Hasan Nasbi kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
Hasan menilai teror kepala babi itu bukan menjadi ancaman bagi Francisca.
Pernyataan yang dia lontarkan dianggap arogan, tidak berempati, tak peka dan terkesan menyepelekan teror tersebut.
Sebagai Kepala PCO, ia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan menjadi jembatan antara kekuasaan dan rakyat.
Koalisi Masyarakat Sipil pun mengecam keras pernyataan Hasan Nasbi tersebut, selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers.
"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden," kata Al Araf dari Centra Initiative dalam keterangannya kepada Tribunnews.
Usai polemik pernyataan soal kepala babi, Hasan Nasbi sempat menyatakan mundur dari jabatan PCO menjadi sorotan.
Diketahui pengunduran diri Hasan Nasbi dari jabatan Kepala PCO disiarkan melalui tayangan eksklusif Instagram totalpolitikcom yang disiarkan Selasa (29/4/2025).
Hasan Nasbi pun meminta maaf pada Presiden Prabowo Subianto usai mengundurkan diri.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada presiden Prabowo Subianto yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai bagian dari anggota kabinet merah putih," ujarnya dikutip dari instagram @totalpolitikcom, pada Selasa (29/4/2025).
"Dan tentu saja itu merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya pribadi, tapi saya juga harus meminta maaf kepada beliau jika selama memberikan pelayanan kepada Presiden masih jauh dari apa yang beliau harapkan," lanjutnya.
Dalam tayangan itu dirinya menyebut terakhir berkantor di PCO pada Senin, 21 April 2025.
Hasan Nasbi juga mengatakan bahwa telah menandatangani surat pengunduran dirinya dan telah mengirimkan surat tersebut kepada Prabowo.
Namun, hanya beberapa hari setelah mengumumkan pengunduran diri, Hasan Nasbi tetiba mengatakan batal untuk mundur dari PCO.
Hasan Nasbi mengatakan telah menerima kembali penugasan sebagai pimpinan PCO, usai sebelumnya mengajukan pengunduran diri.
Dia menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk loyalitas kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Saya kan loyal sama Presiden. Jadi tahu diri itu bukan sesuatu yang bertentangan dengan loyalitas kan. Tapi begitu diperintahkan untuk melanjutkan ya sudah, kita sebagai bawahan beliau, sebagai anak bawahan beliau ya patuh untuk melanjutkannya,” kata Hasan di Kantor PCO di Gedung Kwarnas, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Hasan juga berjanji, akan ada perbaikan dalam aspek komunikasi publik ke depan. Ia menolak merinci hal-hal yang sebelumnya membuatnya sempat mengundurkan diri.
“Yang jelas ke depan tentu akan lebih baik lagi. Enggak usah dijabarkanlah. Insya Allah ke depannya akan jauh lebih baik lagi,” jelasnya.
Hingga akhirnya, Hasan Nasbi benar-benar dicopot dari jabatan Kepala PCO pada Rabu (17/9/2025).
(Tribunnews.com/Rizki A./Garudea P)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.