Senin, 29 September 2025

Andi Widjajanto Duga Adanya Pola Baru Kerusuhan di RI-Nepal Dioptimalkan oleh AI 

Andi tak menutup kemungkinan kerusuhan yang terjadi belakangan ini efek dari penyebaran informasi yang begitu cepat.  

|

Jawab: Untuk kali ini sangat beralasan ya. Saya membaginya dalam 4 tahapan. Demo terjadi, lalu demonya menuju anarkis, karena prosedural, biasanya prosedural itu lewat jam 5 sore, atau demonya bergerak ke lokasi-lokasi yang tidak diizinkan.

Dalam regulasi, anarkisnya kemudian ada tipping point. Tipping point ini yang membuat langsung berekskalasi karena emosi masa sudah terbakar marah. Tipping point dalam 25 sampai 31 Agustus itu adalah terbunuhnya atau gugurnya Almarhum Affan yang tidak terduga memang tipping point tragedi Almarhum Affan itu tidak menjelma menjadi kerusuhan ala 97-98 atau kerusuhan pada saat tragedi Semanggi. 

Tidak menjelma menjadi itu. Tipping pointnya merubah menjadi amok yang menyasar rumah-rumah pribadi elit. Karena itu kemudian tipping point yang menjadi amok itu menggambarkan ada pertarungan elit yang sangat keras. 

Yang bukan lagi membenturkan secara horizontal antara masa dengan pemerintah atau kelompok politik A lawan kelompok politik B. Tapi benar-benar menunjukkan ada friksi elit yang kemudian disimbolisasi menjadi amok masa berupa penjarahan. Ini yang baru untuk saya dalam krisis politik di Indonesia.

Di masa Pak Prabowo anarkisnya sudah terjadi ketika April-May 2025 pada saat ada unjuk rasa yang menolak revisi undang-undang TNI tapi tipping pointnya tidak ada tipping pointnya tidak ada sehingga anarkisnya tidak berubah bereskalasi menjadi amok. Kemarin 25-31 Agustus tipping point ada amoknya terjadi. (Tribun Network/ Yuda).

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan