Senin, 6 Oktober 2025

Reshuffle Kabinet

Pakar Nilai Wajar Pergantian Menkeu: Jabatan yang Terlalu Lama Tidak Baik

Pakar ekonomi menilai wajar pergantian jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Tribunnews/Nitis Hawaroh
PAMITAN - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pamitan ke stafnya di acara serah terima jabatan menteri keuangan kepada Purbaya Yudhi Sadewa di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 9 September 2025. Pakar ekonomi sekaligus Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, menilai wajar pergantian jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar ekonomi sekaligus Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, menilai wajar pergantian jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Sri Mulyani Indrawati yang telah menjabat sebagai Menkeu dalam pemerintahan tiga presiden yang berbeda akhirnya digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

Sebelumnya, Purbaya Yudhi menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), posisi yang diembannya sejak 3 September 2020.

Edy menyebut, pergantian Menkeu ini tepat dalam konteks untuk menjawab tuntutan pihak-pihak yang melakukan demonstrasi belakangan ini.

"Dan juga mungkin masyarakat juga menunggu policy-policy (kebijakan-kebijakan) ekonomi yang baru, terutama di bidang fiskal yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi," ujar Edy dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, Senin (8/9/2025).

Selain itu, dirinya menyoroti bagaimana Sri Mulyani sudah lama menjabat sebagai Menkeu sehingga wajar jika diganti.

"Bagaimanapun juga kan sosok Sri Mulyani ini sudah terlalu lama berada di kabinet, sekitar 15 tahun pada posisi yang sama walaupun tidak berturut-turut." 

"Nah, kebetulan juga kan kondisi ekonomi kita tidak baik-baik saja. Jadi menurut saya wajarlah pergantian di bidang Kementerian Keuangan ini," ucap Edy.

Sementara itu, pada Senin sore setelah Presiden Prabowo melakukan perombakan susunan Kabinet Merah Putih, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1 persen lebih.

Sekitar 15.49 WIB, IHSG terkoreksi 0,89 persen atau turun 70,06 poin ke level 7.797,29. Laju indeks makin anjlok hingga 1,28 persen atau 100 poin ke level 7.766.85.

Sepanjang perdagangan sebelum pengumuman adanya reshuffle kabinet, indeks diketahui berada di zona hijau. Namun, mulai merah setelah adanya kepastian perubahan menteri.

Baca juga: Sri Mulyani Kena Reshuffle, Rumahnya di Bintaro Tangerang Selatan Tidak Lagi Dijaga Anggota TNI

Tercatat, indeks bergerak pada kisaran 7.766 hingga 7.934. Sebanyak 252 saham menguat, 463 saham melemah, dan 241 saham tak mengalami perubahan harga.

IHSG kembali melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan hari Selasa (9/9/2025) pagi, IHSG melemah 30,48 poin atau 0,39 persen ke level 7.736,36.

Sedangkan untuk sesi pertama, Indeks berakhir anjlok 128 poin atau 1,66 persen ke level 7.638,25.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), total volume perdagangan hingga sesi pertama mencapai 23,13 miliar dengan nilai transaksi p 15,07 triliun. 

Terdapat 510 saham yang turun, 193 saham yang naik dan 100 saham stagnan.

Menurut Edy Suandi, reaksi pasar melemah dalam satu-dua hari setelah pergantian kepemimpinan mungkin karena shock atau bersifat temporer.

"Seterusnya bagaimana baru itu bisa kita lihat," tuturnya.

Ia menjelaskan, sosok dalam suatu kepemimpinan apa pun memang sangat penting dan sangat menentukan.

Sosok Sri Mulyani, sambungnya, memiliki kredibilitas di dunia internasional. 

Ia pernah menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer (COO) Bank Dunia pada 1 Juni 2010, sebelum akhirnya menjadi Menkeu era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada 2016.

"Sehingga dalam konteks hubungan ekonomi global beliau itu katakanlah lakulah ya dipercaya. Nah, tetapi sekali lagi apa pun jabatan yang terlalu lama itu tidak baik," ungkapnya.

Ia menyebut, memegang jabatan terlalu lama bisa membuat orang overconfidence atau terlalu percaya diri sehingga melakukan sesuatu yang kurang terkontrol.

"Sekarang kan banyak keluhan terhadap kebijakan fiskal kita ya. Misalnya yang kaitannya tentang perpajakan," ujarnya.

Jika pajak naik, jelas Edy, artinya setiap peluang apa pun seolah-olah masyarakat diburu pajak. Padahal, pajak bisa berakibat pada kontraksi ekonomi.

"Karena itu akan mengurangi daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi turun. Padahal pertumbuhan ekonomi kita itu paling besar komponennya kan konsumsi."

"Nah, kalau konsumsi menurun itu kebijakan ekonomi akan mendorong terjadinya tadi kontraksi ya. Padahal kan diharapkan terjadinya ekspansi," terangnya.

Oleh karena itu, Edy menyebut sudah waktunya posisi Sri Mulyani sebagai Menkeu digantikan oleh orang lain.

"Nah, itu saya kira wajarlah ya. Saya kira sudah waktunya lah beliau (Sri Mulyani) istirahat saya kira di Kementerian Keuangan," tutur Edy.

Perpisahan Sri Mulyani

Pagi tadi, Kementerian Keuangan melaksanakan acara serah terima jabatan (sertijab) Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani Indrawati menyatakan undur diri setelah posisinya digantikan Purbaya Yudhi dan meminta untuk menghormati ruang pribadinya setelah tidak lagi mengemban jabatan publik.

"Saya pamit undur diri pagi hari ini, dan mohon mulai saat ini untuk kami menghormati ruang privasi kami atau ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, Sri Mulyani juga mengucapkan selamat kepada Menkeu Purbaya. 

Menurutnya, menjadi Menkeu memiliki tanggung jawab yang sangat penting utamanya dalam menjaga keuangan negara.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada pejabat baru. Pak Purbaya Yudhi Sadewa. Selamat mengemban amanah dan tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengelola dan menjaga keuangan negara, dan memimpin Kementerian Keuangan," tuturnya.

(Tribunnews.com/Deni/Nitis/Seno)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved