Selasa, 7 Oktober 2025

Kemenkes: 46 Wilayah di Indonesia KLB Campak di 2025, Berikut Sebarannya

Kondisi ini dipengaruhi oleh capaian imunisasi campak yang tergolong rendah dalam 3 tahun terakhir.

Kolase Tribun Pekanbaru/Nasuha Nasution dan Catatan Mini
ILUSTRASI. 

3.       Sampang (103)

4.       Bangkalan (39)

5.       Jember (18)

6.       Kota Surabaya (21)

7.       Sidoarjo (13)

8.       Lumajang (6)

9.       Probolinggo (6)

Bali

1.       Karangasem (42)

Kalimantan Timur

1.       Kota Balikpapan (100)

2.       Kota Bontang (7)

Kalimantan Utara

1.       Nunukan (K1:19)

2.       Nunukan (K2:44)

Sulawesi Tengah

1.       Tojo Una Una (4)

Sulawesi Selatan

1.       Maros (3)

2.       Gorontalo

Gorontalo

1.       Boalemo (18)

2.       Pohuwato (14)

3.       Kota Gorontalo (2)

 

Apa itu campak dan gejalanya?

Penyakit campak sudah lama dikenal luas di masyarakat. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya bayi dan balita.

Sering dianggap penyakit biasa, campak bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. 

Campak atau sering disebut dengan "rubeola" adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini sangat menular dan ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, batuk, pilek, mata merah, serta ruam khas yang muncul di seluruh tubuh.

Campak menular melalui virus genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae yang ditularkan melalui percikan air liur, kontak langsung maupun benda yang terkontaminasi virus tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), imunisasi campak (MR/MMR) pertama diberikan pada usia 9 bulan, dosis penguat (booster) diberikan pada usia 18 bulan, dan dosis penguat kedua diberikan saat anak masuk kelas 1 SD atau pada usia 5-6 tahun. 

(Tribunnews.com/ Rina Ayu)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved