Sabtu, 4 Oktober 2025
Tujuan Terkait

HUT Kemerdekaan RI

Tersentuh Aksi Heroik 3 Paskibraka Papua Barat Daya, Menkum Beri Motor & Beasiswa Sekolah Kedinasan

Menkum mengatakan akan memberikan bantuan sepeda motor kepada Karisto dan kedua temannya. 

|
Editor: Dewi Agustina
istimewa
AKSI HEROIK PASKIBRAKA - Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas tersentuh dengan aksi heroik 3 Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Papua Barat Daya saat upacara Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025) lalu. Supratman memberikan bantuan sepeda motor untuk ketiga paskibraka tersebut dan beasiswa sekolah kedinasan. Menkum mengapresiasi ke tiga anggota Paskibraka melalui video call aplikasi WhatsApp. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas tersentuh dengan aksi heroik Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Papua Barat Daya saat upacara Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Upacara Mako Lantamal XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu.

Aksi heroik tersebut terekam kamera dan viral di media sosial.

Baca juga: Sosok Paskibraka Karisto Nyaris Ambruk saat Upacara HUT RI & 2 Rekan yang Sigap Menggandeng

Video yang viral tersebut memperlihatkan barisan paskibraka yang bertugas dalam upacara. 

Di barisan terdepan, Paskibraka Karisto Dimara tampak hampir pingsan. 

Dengan sigap, kedua rekannya yaitu Afgan Sapulete dan Frans Beto Kolowa menggandeng rekannya agar mampu berdiri menyelesaikan rangkaian upacara.

 

PASKIBRAKA NYARIS AMBRUK - Karisto Gideon Dimara (17), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Papua Barat Daya nyaris ambruk saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu. Dua rekannya, Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway, spontan menggandeng tangan Karisto dan menopangnya.
PASKIBRAKA NYARIS AMBRUK - Karisto Gideon Dimara (17), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Papua Barat Daya nyaris ambruk saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu. Dua rekannya, Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway, spontan menggandeng tangan Karisto dan menopangnya. (Capture Youtube)

 

Menkum mengapresiasi ke tiga anggota Paskibraka melalui video call aplikasi WhatsApp.

"Saya sudah berkomunikasi melalui video call dengan ketiga siswa didampingi ibu Kesbangpol di Sorong, setelah menyaksikan video (Paskibra) itu saya tersentuh melihat jiwa nasionalis adik-adik tersebut," ujar Menkum, Senin (18/8/2025).

Dari hasil komunikasi Menkum bersama tiga Paskibraka, Menkum mengatakan akan memberikan bantuan sepeda motor kepada Karisto dan kedua temannya. 

Baca juga: Sepatu Paskibraka di Tolitoli dan Konawe Copot Mental saat Pengibaran Bendera, Simak Pengakuannya

Selain itu, Menkum juga menawarkan beasiswa bagi Kristo di sekolah kedinasan milik Kementerian Hukum (Kemenkum).

"Dari hasil video call saya dan ketiga siswa tadi, sesuai dengan keinginan mereka, saya akan berikan bantuan kendaraan berupa sepeda motor," ujar Menkum. 

"Saya juga akan memberikan akses untuk bergabung ke Kementerian Hukum melalui sekolah kedinasan Politeknik Pengayoman milik Kemenkum, jika mereka berkenan," tambah Menkum. 

 

PASKIBRAKA NYARIS AMBRUK - Karisto Gideon Dimara (17), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Papua Barat Daya nyaris ambruk saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu. 
Dua rekannya, Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway, spontan menggandeng tangan Karisto dan menopangnya.
PASKIBRAKA NYARIS AMBRUK - Karisto Gideon Dimara (17), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Papua Barat Daya nyaris ambruk saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu. Dua rekannya, Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway, spontan menggandeng tangan Karisto dan menopangnya. (Kolase: Tribun Sorong/Tribun Sumsel)

 

Usai viralnya video tersebut, Menkum melalui media sosial pribadinya mencoba mencari tahu keberadaan tiga anggota Paskibra itu. 

Melalui perantara kantor wilayah Kemenkum Papua Barat, Menkum berhasil menghubungi ketiga siswa yang berada di Sorong. 

Menkum berharap mereka tetap menjunjung jiwa nasionalismenya.

"Mereka anak-anak luar biasa, rasa nasionalismenya sungguh menyentuh hati. Teruslah berbangga menjadi Warga Negara Indonesia," harap Menkum.

Sosok Karisto Gideon Dimara

Karisto Gideon Dimara adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YPK Bukid Zaitun Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Karisto dipercaya masuk barisan pasukan delapan Paskibraka.

Siswa kelas dua SMK itu mengaku sempat merasa matanya berunang-kuang dan sesak napas usai pengibaran bendera.

"Awalnya saya masih stabil hingga merah putih berkibar," kata Karisto kepada TribunSorong.com di Aimas Hotel, Senin (18/8/2025).

Ia terharu, meski tampil di depan banyak orang dengan kondisi tak stabil, tapi jiwa korsa sesama teman tetap di sisinya.

"Saya salut kepada dua teman di samping, meski kesusahan tapi mereka kawal saya," ucapnya.

Sebagai anak nelayan, Karisto merasa bangga bisa tampil menjadi pasukan pengibar Bendera Merah Putih di depan Gubernur Papua Barat Daya dan pejabat-pejabat lain.

"Lewat Paskibraka ini saya mau buat bangga bapa di kampung, almarhumah mama, serta semua keluarga di Raja Ampat," jelasnya.

Karisto juga merasa terharu kembali dipercaya menjadi komandan Pasukan 8 Paskibraka, saat penurunan Bendera Merah Putih di Mako Lantamal XIV Sorong.

"Saya bangga menjadi anak nelayan yang meski hampir jatuh, tapi tetap kuat sebab teman-teman pun ada di sisi saya," ucapnya.

Setelah lulus dari SMK YPK Bukit Zaitun Waisai, Karisto bercita-cita ingin menjadi anggota Brimob, membanggakan ayahnya, almarhumah ibunya, serta seluruh keluarga.

Dua rekan Karisto, Afgan Rizal Sapulette, siswa SMA Negeri 3 Kota Sorong dan Frans Beto Koloway, siswa SMK Negeri 1 Kota Sorong saat upacara tersebut sigap menggandeng Karisto agar tak ambruk.

Afgan Rizal Sapulette mengaku, saat melihat Karisto mulai tidak stabil langsung spontan menggandeng tangannya.

"Saya pas lihat teman Karisto Dimara mulai goyang, saya respek dan langsung raih tangan lalu diikuti Frans Koloway," jelasnya.

Ia menuturkan, sejak awal pelatih telah mengajarkan kepada seluruh pasukan agar bisa berjiwa korsa selama momentum tersebut.

"Saya hanya mau ketika masuk lengkap, maka keluar pun harus lengkap tanpa harus ada yang tertinggal di lapangan," katanya.

Afgan memiliki cita-cita menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) agar bisa membanggakan kedua orang tuanya. 

Sementara Frans, yang berdiri di sisi kanan, ingin menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) membanggakan keluarganya. 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved