HUT Kemerdekaan RI
WAWANCARA EKSKLUSIF: Putra Amrozi, Pelaku Bom Bali — Dari Bayang Teror ke Pengibar Merah Putih
Putra Amrozi, pelaku Bom Bali I, mengungkap titik balik hidupnya: dari dendam dan kemarahan menuju perdamaian dan cinta tanah air.
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Zulia Mahendra (40), putra sulung dari almarhum Amrozi bin Nurhasyim—salah satu pelaku Bom Bali I (12 Oktober 2002)—mengungkap perjalanan emosional dan spiritualnya dalam menyikapi kemerdekaan Indonesia.
Dalam wawancara eksklusif bersama reporter SURYA.co.id, Hanif Manshuri, di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (16/8/2025), Mahendra menceritakan bagaimana kemarahan masa lalu terhadap negara perlahan berubah menjadi semangat perdamaian dan persatuan.
Mahendra mengaku pernah bersumpah untuk melanjutkan perjuangan ayahnya, bahkan sempat membentangkan kain rentang bertuliskan “Saya Akan Teruskan Perjuangan Abi.”
Kemarahan itu memuncak saat dirinya mengetahui sang ayah dieksekusi pada November 2008.
Namun, titik balik terjadi ketika ia mulai merasakan kedamaian dan memilih jalan sosial. Bahkan, Mahendra kini mencintai Indonesia dan pernah menjadi petugas pengibar Bendera Merah Putih pada HUT Kemerdekaan ke-72 tahun 2017—sebuah momen bersejarah bagi dirinya yang selama belasan tahun enggan menghormati bendera merah putih.
Berikut kutipan wawancara selengkapnya:
Bagaimana Anda memaknai HUT Kemerdekaan ke-80 RI?
Mahendra: Kalau saya pribadi memaknai kemerdekaan tahun ini, kalau boleh sayan boleh ngomong, kebebasan dalam artian, kebebasan mengatur nasib bangsa, dengan adil, bersatu dan mandiri.
Tapi, kita tetap tidak boleh melupakan perjuangan para pahlawan. Intinya, kita harus bisa menciptakan persatuan yang kokoh dan tidak selalu bergantung pada negara lain. Yang penting, kita bisa menentukan nasib bangsa sendiri.
Apa yang Anda lakukan untuk memeriahkan HUT RI?
Mahendra: Kalau untuk memeriahkan seharusnya ada event-event yang saya rancang, atau saya ingin lakukan pada Agustus ini. Tapi, masih sibuk. Kita masih ada pekerjaan mencetak petarung di ring. Kita buka sekolah petarung cilik, anak remaja dan olah raga bagi ibu- ibu.
Sekarang seadanya dulu, kita membuat perlombaan biasa, perlombaan cilik perlombaan kampung.
Baca juga: Untold Story: Panglima Soedirman Pernah Minta Mundur, Tapi Ditolak Bung Karno
Dulu Anda sempat ingin mengikuti jejak almarhum ayah Anda. Apa yang membuat Anda berubah pikiran?
Mahendra: Saya melihat keluarga dulu. Saya tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi oleh anak-anak saya. Saya ingin hidup lebih baik, dan saya rasakan bahwa damai itu indah. Sekarang kami terjun ke kegiatan sosial, berusaha menjalani kehidupan yang baik.
Saya harapkan pemerintah juga punya kebijakan yang tidak menyengsarakan rakyat.
Sumber: Surya
Amrozi
putra Amrozi
Bom Bali I
deradikalisasi
Zulia Mahendra
perdamaian
Wawancara Eksklusif
HUT Kemerdekaan RI
HUT Kemerdekaan RI
VIRAL Bocah SD di Gowa Ketahuan Pungut Kue Sisa Pejabat, Endingnya Bikin Nangis Haru |
---|
Besok Hari Terakhir Diskon Tambah Daya Listrik 50 Persen dari PLN |
---|
Promo Merdeka KAI Diskon 20 Persen Diperpanjang hingga 31 Agustus 2025 |
---|
Peringatan HUT ke-80 RI di Caracas: Upacara Bendera dan Peletakan Karangan Bunga di Panteón Nacional |
---|
Armaya Doremi Bangga Kibarkan Bendera Merah Putih di Boston City Hall untuk Pertama Kalinya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.