Hasto Kristiyanto Jadi Sekjen PDIP
Hitung-hitungan Megawati Kembali Jadikan Hasto Sekjen: Perkirakan PDIP Bakal Diguncang Transisi
Megawati Soekarnoputri kembali menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal PDIP, keputusan ini tentunya memiliki pertimbangan khusus
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai untuk periode 2025–2030.
Hasto sebelumnya telah menjabat pada periode 2015–2019 dan 2019–2024 sehingga ini adalah kali ketiganya ia dipercaya sebagai Sekjen.
Penunjukan ini dilakukan setelah Hasto dinyatakan bebas dari tuntutan hukum soal kasus suap dalam pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk Harun Masiku.
Ia seharusnya menjalani hukuman 3 tahun 6 bulan penjara.
Namun, Hasto mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo Subianto. Keputusan ini adalah hak prerogatif presiden.
Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana tertentu, terutama yang memiliki dimensi politik atau sosial.
Hasto pun akhirnya bebas dan diterima kembali di PDIP.
Penunjukan kembali Hasto Kristiyanto menjadi Sekjen PDIP bukanlah tanpa alasan.
Megawati memiliki hitung-hitungan tersendiri untuk memilih Hasto kembali sebagai Sekjen.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengungkapkan Megawati telah memprediksi akan adanya gejolak atau ketegangan yang terjadi di internal PDIP.
PDIP akan mengalami turbulensi selama masa transisi internal.
Baca juga: Ganjar Ungkap Kejadian Unik sebelum Megawati Lantik Hasto Jadi Sekjen PDIP
Oleh karena itu, Megawati ingin memperkuat kembali struktur kepartaiannya untuk menjaga stabilitas partainya di dunia politik.
"Karena situasi yang kedepan, kita tahu bahwa mungkin banyak hal yang berkaitan dengan transisi dan saya kira Ibu Mega perlu menjaga tim yang lama. Termasuk saya, sudah di luar masuk lagi," kata Andreas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Andreas mengatakan Megawati tak sembarangan dalam mengambil sebuah keputusan.
Megawati menilai keberhasilan PDIP dalam tiga pemilihan umum legislatif terakhir menjadi salah satu faktor pertimbangan Megawati dalam memilih Hasto Kristiyanto kembali.
Terlebih, sejak 2014, PDIP selalu keluar sebagai pemenang.
Menurutnya, Hasto Kristiyanto adalah salah satu sosok yang dianggap memiliki loyalitas tinggi terhadap perkembangan PDIP.
Selain itu, Hasto telah mampu mengonsolidasi PDIP se-Indonesia.
Keyakinan ini menjadi salah satu faktor pertimbangan Megawati mempertahankan Hasto.
Selain Hasto, sejumlah nama lama juga tetap dipertahankan dalam susunan kepengurusan periode ini.
"Nah, ini kan kemenangan ketiga buat PDI Perjuangan dan Pak Hasto ada di situ. Saya kira ini satu hal yang mungkin juga dipertimbangkan oleh Ibu Mega."
"Bukan hanya Pak Hasto, juga banyak pemain-pemain lama dari tim DPP yang lama itu tetap dipertahankan," ucapnya," ujar Andreas.
Respons Pengamat
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) juga sudah membaca langkah Megawati ini sejak awal.
Hensa adalah pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI. Dia menggondol gelar doktor bidang riset dan manajemen di Universitas Bina Nusantara.
Megawati, kata Hensa, bisa saja langsung mengganti kursi kosong yang telah ditinggal Hasto Kristiyanto sejak Sekjen itu dipenjara.
Namun, Megawati justru memilih untuk merangkap jabatan guna mengamankan kursi itu untuk Hasto Kristiyanto kembali.
Sinyal-sinyal tersebut telah terlihat saat Megawati konsisten menunjukkan kepercayaan penuh terhadap loyalisnya, termasuk dalam menghadapi isu-isu sensitif seperti kasus hukum yang sempat menimpa Hasto Kristiyanto.
"Dari awal kita sudah bisa menebak ya saat ibu Megawati merangkum ketum sekaligus sekjen itu tanda bahwa dari awal sudah ada yang dipersiapkan dan itu dipersiapkan untuk Hasto," kata Hensa kepada wartawan, Jumat (15/8/2025).
Hensa menilai, ada dua alasan mengapa saat ini Megawati enggan mengganti Hasto Kristiyanto dengan orang lain.
Hensa menilai rekam jejak Hasto yang hingga saat ini tegak lurus dan loyal terhadap Megawati.
Loyalitas ini, menurut Hensa, menjadi kunci utama dalam dinamika internal PDIP.
Kestabilan kepemimpinan dianggap penting untuk menghadapi agenda politik mendatang, seperti persiapan Pemilu 2029 dan pengawalan program-program pro-rakyat.
"Jika tidak ada kasus hukum yang menjerat Hasto kemarin, ia pasti akan tetap menjadi sekjen PDI Perjuangan, dan dia kan dikenal sebagai orang yang tegak lurus dan loyal ke bu Mega, pagi sampai sore ketemunya bu Mega kok," jelas Megawati.
Selain itu, Megawati tampaknya masih nyaman untuk bersama Hasto Kristiyanto dalam menahkodai PDIP.
Untuk itu, merupakan hal wajar jika Hasto Kristiyanto terpilih lagi menjadi Sekjen PDI Perjuangan dalam periode 2025-2030.
"Kenyamanan itu masih ada di Hasto, jadi selama kenyamanan itu masih ada, saya rasa tidak akan posisi sekjen itu diberikan ke orang lain," kata Hensa.
(Tribunnews.com/Galuh widya Wardani/Fersianus Waku/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.