Ijazah Jokowi
Jawaban Jokowi soal Mulyono Disebut Calo Tiket Terminal hingga Alasan Tak Pakai Kaus Reuni
Jokowi menjawab isu bahwa teman kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM yang bernama Mulyono adalah calo tiket di Terminal Tirtonadi.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menjawab isu bahwa teman kuliahnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bernama Mulyono adalah calo tiket di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah.
Jokowi membantah kabar itu dengan menyebut bahwa kawannya yang menghadiri reuni di UGM itu bekerja di PT Restorasi Ekosistem Indonesia.
“Terakhir yang saya tahu beliau bekerja di Jambi. Sebuah PT untuk pelestarian dan konservasi hutan,” ungkapnya saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/7/2025).
Jokowi hanya tertawa ketika mendengar ada isu mengenai temannya disebut-sebut sebagai calo tiket.
“Ya coba calonya dicari,” ungkap bekas Gubernur Jakarta ini.
Ia heran lantaran berbagai hal mengenai dirinya, mulai dari ijazah hingga rekan kuliah, diragukan oleh sejumlah pihak.
“Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan terus apa lagi yang mau disampaikan,” jelasnya.
Jokowi menegaskan bahwa Mulyono adalah rekan seangkatannya semasa kuliah. Tetapi, Jokowi mengaku dirinya lulus lebih cepat dibandingkan Mulyono.
“Pak Mulyono adalah teman seangkatan saya tahun 1980. Hanya lulusnya saya lebih cepat. Saya 1985 bulan November Pak Mulyono tahun 1987,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Mulyono muncul dalam acara reuni alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
Namanya santer diberitakan karena ia digadang-gadang sebagai Mulyono asli, bukan Mulyono yang disebut sebagai nama kecil Jokowi.
Baca juga: Jimly Beri Saran ke Mendagri Supaya Pemilu Papua Pakai Pendekatan Berbeda, Sebut Electoral College
Namun, seorang pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa meragukan Mulyono sebagai alumunus UGM.
Dalam unggahan dokter Tifa di akun X miliknya, Minggu (27/7/2025), ia menyebut Mulyono berbohong.
Menurut informasi yang diperoleh dokter Tifa, Mulyono memiliki nama asli Wakidi. Pria itu sehari-hari bekerja sebagai calo bus di Terminal Tirtonadi Solo.
"Ada lagi 'Alumni UGM Angkatan 80' yang mengaku bernama Mulyono, dan skripsinya ambil bidang Ekonomi Manajemen."
"Setelah BIN bekerja, bukan BIN yang itu tetapi Badan Intelijen Netizen, ketahuan, ternyata Mulyono 'Alumni UGM bidang Ekonomi Manajemen' ini nama aslinya Wakidi, calo Terminal Bus Tirtonadi Solo," cuit Dokter Tifa pada Minggu.
Ia bahkan menyinggung jika benar Mulyono seorang Insinyur, mengapa ia tak mampu membeli gigi palsu.
"Pantesan, kok saya ragu ya, ada Alumni UGM seperti ini, masa Insinyur beli gigi palsu ngga sanggup?" kata dokter Tifa.
Alasan Jokowi Tak Pakai Seragam Reuni
Hal lain yang disoroti dalam reuni di UGM adalah penampilan Jokowi yang tak memakai seragam sebagaimana rekan-rekannya yang lain.
Jokowi mengaku enggan memakai seragam karena lengan pendek dan kulitnya masih dalam proses pemulihan.
“Saya diberi, tapi kalau lengan pendek kulit saya masih pemulihan,” ungkapnya.
Eks Wali Kota Solo itu lalu memperlihatkan kaus biru tersebut di depan awak media.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya memang diundang dalam acara tersebut.
Ia memutuskan untuk datang ke acara reuni ini karena ingin bertemu dengan teman-teman seangkatannya.
“Sudah lama nggak ketemu. Saya kan jadi datang. Saya masih pemulihan kan. Kalau nggak datang pasti rame. Teman masak reuni nggak datang. Hanya itu saja jangan cari-carilah,” jelasnya.
Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi
Sebelumnya, Biro Wassidik Bareskrim Polri menyampaikan hasil gelar perkara khusus terkait aduan ijazah palsu Jokowi.
Hasil gelar perkara khusus itu tentang dalam Surat Pemberitahuan Perkembangan Penanganan Dumas (SP3D) Nomor: 14657/ VII/ RES.7.5/2025/BARESKRIM yang ditandatangani Karowassidik Bareskrim Polri Brigjen Pol Sumarto tertanggal 25 Juli 2025.
Inti dari SP3D tersebut menyatakan bahwa penghentian penyelidikan perkara yang ditangani Dittipidum Bareskrim Polri sudah sesuai dengan ketentuan (prosedur) yang berlaku.
Selain itu, data yang diberikan oleh pendumas/pelapor Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) disertai bukti temuan dalam bentuk keterangan merupakan data sekunder bukan data primer sehingga hasil gelar perkara khusus Bareskrim tetap menghentikan penyelidikan sebagaimana yang sudah disampaikan Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro pada 22 Mei 2025.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam yang terlibat sebagai bagian dari pengawas eksternal memastikan hasil gelar perkara khusus tersebut sesuai dengan prosedur.
“Ketika ditanya apakah gelar perkara khusus itu sesuai dengan prosedur dan substansinya kredibel, saya kira apa yang kami ikuti sampai akhir ya itu prosedurnya memang sesuai dengan prosedur, terus substansinya kredibel,” kata Anam saat dikonfirmasi, Rabu (30/7/2025).
Anam menyebut SP3D hanya diberikan kepada pendumas karena posisinya bersama Ombudsman hanyalah pengawas dari proses gelar perkara khusus.
Menurutnya, keputusan dari Dittipidum Bareskrim Polri menghentikan aduan kasus tudingan ijazah sudah tepat.
"Karena dari hasil yang didalami tidak ditemukan pelanggaran (proses penyelidikan, red), imbuhnya.
Begitupun dari Laboratorium Forensik (Labfor) dan pihak UGM yang dapat memberikan penjelasan komprehensif.
“Misalkan letak huruf A yang katanya pendumas itu berbeda atau rada jauh dengan logo UGM ada yang dekat."
"Itu dijelaskan kenapa itu terjadi, metode yang waktu itu dilakukan dan lain sebagainya itu dijelaskan baik UGM maupun penyidik,” jelasnya.
Anam pun mengakui gelar perkara khusus dari sisi pendumas, yaitu Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) beserta Roy Suryo telah memberikan pertanyaan.
Di mana semuanya pertanyaan pihak pendumas telah ditampung oleh Wassidik Bareskrim Polri.
“Apakah hasil putusan gelar oleh Wassidik itu sudah sesuai prosedur atau tidak? Dari yang kami ikuti ya, dari penjelasan yang sebelumnya saya berikan, ya memang yang terjadi adalah pendalaman substansi, pendalaman prosedur, dan juga terdapat common historical narrative,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Alasan Jokowi Tak Pakai Seragam Reuni Fakultas Kehutanan UGM Jogja: Lengan Pendek, Masih Pemulihan.
(Tribunnews.com/Deni/Galuh)(TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.