Ijazah Jokowi
Geram Diseret Polemik Jokowi, Demokrat: Jangan Lempar Batu, Sembunyi Ijazah!
Partai Demokrat menjawab tuduhan menjadi dalang di balik bergulirnya polemik ijazah palsu Presiden Ke-7 RI Joko Widodo
TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrat, Yan Harahap, ikut menyentil polemik ijazah palsu yang saat ini sedang dihadapi Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Sentilan ini diberikan lantaran partainya lebih dulu dituduh menjadi dalang di balik bergulirnya polemik ijazah palsu ini.
Meski tak disampaikan Jokowi secara eksplisit, namun ada relawan Jokowi memberikan clue bahwa partai yang memainkan isu tersebut bercirikan warna biru.
Sontak, Partai Demokrat pun menjadi sasaran publik untuk disalahkan.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan telah membantah tudingan itu.
Dia mengatakan hal tersebut sebagai fitnah yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Fitnah besar itu," ujar AHY di sela kunjungan kerjanya ke Desa Golong, Narmada, Lombok Barat, Minggu (27/7/2025).
Duduk Perkara
Awal mula polemik ini melebar dikarenakan Jokowi berasumsi adanya campur tangan 'Orang Besar' di balik isu ijazah palsu ini.
Jokowi bahkan mengatakan orang itu memiliki agenda besar.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat ditemui di kediamannya di Solo pada Jumat (25/7/2025) dikutip dari WartaKotaLive.com.
Baca juga: Soal Partai Biru Dalangi Isu Ijazah Jokowi, Roy Suryo: Tuduhan Picik
"Feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan."
"Artinya memang ada orang besar yang mem-backup. Semua sudah tahu lah," ujar Jokowi tanpa menyebut nama pihak yang dimaksud.
Hari Senin (14/7/2025), Jokowi juga kembali menyampaikan bahwa upaya ini terlihat sangat sistematis dalam rangka menjatuhkan reputasinya.
"Kelihatannya ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade," katanya.
Mendengar hal itu, relawan pendukung Jokowi justru terang-terangan mengatakan partai "Biru lah" yang menjadi penyebab munculnya isu ini.
Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan memberikan clue partai yang menjadi aktor kasus ini adalah partai dengan warna dasar sama dengan baju yang kala itu ia kenakan, warna biru.
Kala itu, ia sedang melakukan wawancara dengan Kompas Tv, yang tayang Senin (28/7/2025) dini hari.
"Nah ini kalau ini kita tidak bisa langsung menuduh ya, mungkin di sini dugaan-dugaan saja. Tetapi saya tidak bisa langsung menjurus ke sana. Tetapi dengan tampilan saya, mungkin teman-teman Kompas TV dan teman-teman pemirsa dari Kompas seluruh Indonesia sudah melihat saya tampilan hari ini saya berbaju apa."
"Sisa men-challenge saja, mencari pemikiran sendiri, berpikir masyarakat sendiri, bahwa siapa kira-kira dalangnya. Saat ini saya berbaju apa? Nah itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan," kata Ade.
Menanggapi hal itu, politisi Partai Demokrat meminta Jokowi tidak berkelit soal ijazahnya yang dianggap palsu.
Jokowi, lanjut Yan, hanya cukup menunjukan ijazahnya asli di hadapan publik.
"Menjawab pertanyaan publik dengan insinuasi justru menguatkan kesan bahwa ada yang belum beres. Kalau memang semuanya sah, kenapa tidak dibuka secara terang?"
"Menolak menunjukkan ijazah asli, tapi malah menyebut ada ‘orang besar’ di balik polemik. Mungkin ini yang disebut strategi ‘lempar batu, sembunyi ijazah’," kata Yan di Jakarta, Selasa (29/7/2025)
Menurut Yan, cara terbaik untuk mengakhiri polemik ijazah palsu ialah dengan menunjukkan ijazah asli ke publik.
"Tinggal tunjukkan. Selesai perkara. Semua adem, tenteram dan damai Indonesiaku," tegas Yan.
Tuduhan Adalah Fitnah Keji
Demokrat juga menegaskan bahwa tuduhan soal "partai biru" jadi aktor polemik ijazah Jokowi merupakan fitnah keji.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono.
Menurutnya ini adalah upaya adu domba politik yang tidak berdasar.
"Tuduhan ini adalah fitnah keji, tidak berdasar, dan merupakan bentuk pembunuhan karakter terhadap institusi politik yang sah."
"Kami menolak keras segala bentuk politisasi kebohongan demi kepentingan sempit,” tegas Ibas, sapaannya.
Ia menegaskan bahwa Partai Demokrat tak ada sangkut pautnya dengan polemik ijazah Jokowi.
Meskipun pihak Roy Suryo sebagai penggugat ijazah Jokowi pernah jadi bagian dari Demokrat, namun pendapatnya sama sekali tidak mewakili partai.
“Partai Demokrat tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan isu tersebut."
"Saudara Roy Suryo bukan lagi bagian dari Partai Demokrat sejak tahun 2019. Pernyataannya adalah sikap pribadi dan tidak mencerminkan pandangan atau kebijakan partai,” lanjut Ibas.
Ibas menilai bahwa upaya mengaitkan Partai Demokrat dengan isu ijazah palsu merupakan bagian dari manuver politik yang tidak sehat.
“Upaya untuk mengaitkan Demokrat dengan isu ini adalah manuver politik kotor yang berpotensi memecah belah bangsa, menyesatkan publik, dan mencederai nilai-nilai demokrasi,” ujar Ibas.
Ia pun meminta kepada seluruh pihak untuk berhenti menyebarkan tuduhan tanpa bukti.
“Kami meminta kepada semua pihak untuk berhenti menyebarkan tuduhan tanpa bukti."
"Jika ada permasalahan hukum terkait dokumen atau identitas pribadi siapa pun, serahkan dan percayakan sepenuhnya kepada institusi penegak hukum, bukan pada opini liar dan framing media sosial," kata Ibas.
Pihaknya juga mengimbau agar Jokowi segera menyudahi polemik ini sebelum melebar ke mana-mana.
“Kami mendukung demokrasi yang sehat, beradab, dan berlandaskan kebenaran serta keadilan."
"Kami juga mendorong Presiden Jokowi dan pihak-pihak terkait untuk membuka ruang klarifikasi secara baik agar tidak ada ruang bagi adu domba, fitnah, dan penggiringan opini sesat," tegas Ibas.
Partai Demokrat, lanjut Ibas, juga siap mempertimbangkan menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang secara sengaja mencemarkan nama baik partai.
“Demokrat akan mempertimbangkan langkah hukum terhadap siapa pun yang dengan sengaja mencemarkan nama baik partai kami melalui narasi-narasi palsu dan manipulatif,” pungkas Ibas.
Penjelasan Roy Suryo
Pakar telematika Roy Suryo juga menegaskan tidak ada sangkut pautnya antara Partai Demokrat dengan ijazah Jokowi.
Roy Suryo mengakui dirinya pernah berada di 'partai biru' selama 15 tahun, bahkan sampai menjabat wakil ketua umum (waketum) di sana.
Namun pihaknya menjamin tidak ada campur tangan Partai Demokrat dalam mengusut perkara ini.
"Benar bahwa dulu saya adalah berasal pernah ada di partai politik, saya pernah wakil ketua umum di situ, dan 15 tahun saya partai politik. Saya sebut saja, karena partai politik saya dulu warnanya biru.""Tapi benar-benar saya insyaallah jamin, tidak ada (campur tangan Partai Demokrat )," imbuhnya.
"Bahkan kami itu meskipun saya hubungannya masih sangat baik ya, dengan beliau yang katanya mau dituduh itu, yang mau majukan anak, enggak ada sama sekali," kata Roy, Senin (28/7/2025).
Roy Suryo menekankan, baik itu AHY, Ibas maupun pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah sekalipun ikut melayangkan gugatan ijazah Jokowi ini.
Ia juga menegaskan tidak ada penyokong dana atau bohir di balik isu ini.
"Tuduhan-tuduhan ini (disokong bohir) adalah bohong dan nol besar. Kami itu peneliti, kami itu scientist."
"Saya, Dokter Tifa, Doktor Rismon, (tuduhan) yang ngaco semacam ini, itu bukan sekali dua kali saya dengar ya," ujar Roy.
Roy Suryo menekankan, dirinya tidak memiliki niat apa pun terkait dengan isu ijazah palsu Jokowi.
Dia bahkan mengklaim juga tidak memiliki niat untuk memenjarakan Jokowi.
"Kalaupun misalnya terbukti ijazah ini misalnya memang benar-benar palsu, dan insyaallah memang palsu, karena buktinya sudah mengarah ke sana, skripsinya juga palsu, tidak ada niat kami sedikitpun untuk memenjarakan atau mempidanakan orang yang punya ijazah, itu urusan hukum. Artinya kami tidak berpikir politik sama sekali," tegas Roy Suryo.
Sebagian rtikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Politisi Demokrat Peringatkan Jokowi Stop Lempar Isu 'Orang Besar', Mending Tunjukkan Ijazah Asli
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Wahyu Aji)(WartaKotaLive.com/Feryanto Hadi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.