Senin, 29 September 2025

Kwik Kian Gie Meninggal Dunia

Muhammadiyah Kenang Kwik Kian Gie: Sosok Politisi yang Negarawan

Anwar Abbas mengenang sosok Kwik Kian Gie sebagai politisi rasa negarawan. Dia menegaskan masyarakat bakal kehilangan sosoknya.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
KWIK KIAN GIE MENINGGAL DUNIA - Mantan Menteri Koordinator Ekonomi Kwik Kian Gie keluar dari gedung KPK, Kamis (20/4/2017). Kwik Kian Gie menyambangi KPK untuk memenuhi panggilan KPK berkaitan dengan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengenang sosok Kwik Kian Gie sebagai politisi rasa negarawan. Dia menegaskan masyarakat bakal kehilangan sosoknya. Adapun Kwik Kian Gie meninggal dunia pada usia 90 tahun pada Senin (28/7/2025) malam. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Lalu, pada 1963-1964, dia bekerja sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan pada Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Den Haag, Belanda.

Setahun berselang, Kwik ditunjuk menjadi Direktur Nederlands-Indonesische Goederen Associatie, namun bubar sebelum berdiri.

Kemudian, pada 1970, Kwik menjabat sebagai Direktur NV Handelsonderneming "IPILO Amsterdam".

Setelah lama di Belanda, dia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air meski sempat menganggur selama setahun.

Namun, pada 1971, ia memutuskan terjun ke dunia bisnis bersama dengan pebulutangkis era tahun 1955-1967, Ferdinand Alexander Sonneville, dan mantan anggota tim Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN,  Indra Hattari.

Kwik dan kedua rekannya itu mendirikan lembaga keuangan non-bank pertama di Indonesia bernama PT Indonesian Financing and Investment Company. Namun, perusahaan tersebut didirikan tanpa izin karena pemerintah era Soeharto belum memiliki peraturan terkait organisasi usaha seperti yang didirikan Kwik dkk.

Lalu, Kwik kembali mendirikan beberapa perusahaan bersama keedua rekannya itu seperti PT Altron Panorama Electronic, PT Jasa Dharma Utama, PT Cengkhi Zanzibar, dan PT ABN Amro Finance.

Jauh sebelum terjun di dunia bisnis, Kwik ternyata sempat mendirikan sekolah, yaitu SMA Erlangga di Surabaya, Jawa Timur. Bahkan, ia juga sempat menempuh pendidikan di sekolah yang didirikannya dan duduk di kelas XII.

Kwik tampaknya memang ingin mengembangkan pendidikan ekonomi di Indonesia yang dibuktikan dengan mendirikan sekolah Magister Administrasi Bisnis (MBA) pertama di Indonesia, yaitu Institut Manajemen Prasetiya Mulya (kini Universitas Prasetiya Mulya) pada 1982 di Cilandak, Jakarta Selatan.

Pendirian sekolah itu dilakukannya dengan pakar ekonomi Jusuf Panglyakim atau Jusuf Pangestu.

Tak sampai di situ, Kwik juga mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada 1987, bersama dengan pendiri PT Konimex, Djoenaedi Joesoef, dan mantan pemilik Bank Umum Nasional (BUN), Kaharudin Ongko.

Selain di dunia bisnis dan pendidikan, Kwik juga sempat terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987.

Pada tahun yang sama, dia mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja MPR. Lalu, ketika PDI berubah nama menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, Kwik merangkap jabatan sebagai Ketua DPP dan Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.

Kariernya di dunia politik terus menanjak ketika dirinya menjadi Wakil Ketua MPR pada Oktober 1999.

Namun, jabatannya tersebut hanya diembannya lama karena di bulan yang sama, ia ditunjuk oleh Gus Dur menjadi Menko Ekuin.

Lalu, dia pun ditunjuk oleh Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri sebagai Kepala Bappenas pada 2001-2004.

Selepas Megawati lengser, Kwik sempat diwacanakan untuk menjadi capres independen pada Pemilu 2004. Namun, hal tersebut tak terealisasi karena undang-undang saat itu tidak memperbolehkannya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan