Sejarah Perang Diponegoro Diperingati Lewat Pembuatan Film AI Berdurasi 30 Menit

Diponegoro dikenal sebagai sosok religius, sederhana, dan dekat dengan rakyat. Ia lebih memilih tinggal di Tegalrejo daripada di keraton, dan sering bertapa di gua-gua seperti Gua Selarong. Ia menulis Babad Diponegoro, autobiografi spiritual dan politik yang kini diakui UNESCO sebagai Memory of the World.

Penangkapan dan Pengasingan

Ditangkap secara licik oleh Jenderal De Kock saat perundingan di Magelang pada 28 Maret 1830. Diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar, dan wafat di Benteng Rotterdam.  Diponegoro bukan hanya pahlawan perang, tapi juga simbol keadilan, spiritualitas, dan nasionalisme. Kisahnya terus menginspirasi generasi Indonesia hingga kini.