Rabu, 1 Oktober 2025

PSI Gelar Pemilu Raya

Ray Rangkuti: Jika Jokowi Gabung PSI Justru Akan Terlihat Tidak Konsisten

Ray menyoroti kemungkinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
JOKOWI DAN PSI - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti. Ia menyoroti kemungkinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, menyoroti kemungkinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut Ray Rangkuti, jika akhirnya Jokowi bergabung hal itu seperti bertolak belakang dengan pernyataannya yang menyebut PSI sebagai partai terbuka dan bukan milik keluarga.

"Kehadiran Pak Jokowi dalam kongres menyiratkan hubungan timbal balik yang kuat antara PSI dengan Pak Jokowi. Lepas dari di dalamnya ada Kaesang, anak bungsu Pak Jokowi," kata Ray kepada Tribunnews.com, Minggu (20/7/2025).

Aktivis 98 yang juga pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) ini berpandangan, bagi PSI, kedekatan dengan Jokowi memiliki nilai strategis menjelang Pemilu 2029. 

Apalagi, elektabilitas partai diperkirakan masih sangat tergantung pada citra Jokowi di mata publik.

"Oleh karena itu, asosiasi PSI dengan Pak Jokowi akan tetap dijaga dan dirawat terus," ungkap Ray.

Namun, Ray menilai belum tentu Jokowi akan benar-benar masuk ke dalam partai tersebut.

"Tetapi, belum tentu Pak Jokowi akan bergabung di dalamnya. Sebab, menumpuk keluarga Pak Jokowi dalam satu partai tidak akan strategis bagi politik keluarga Pak Jokowi," ucapnya.

Dia menegaskan, jika seluruh keluarga Jokowi berkumpul dalam satu partai, hal itu bisa menjadi bumerang bagi PSI sebagai partai yang mengklaim diri sebagai terbuka.

"Dan akan mengaburkan makna partai super terbuka PSI di mana di dalamnya disebut bukan kepemilikan keluarga. Maka jika Pak Jokowi masuk ke dalamnya, akan terlihat tidak konsisten," tegas Ray.

Dalam Kongres yang digelar di Graha Saba Buana, Solo, Sabtu (19/7/2025), Jokowi tampil memberi pidato di hadapan ribuan kader PSI

Dalam pidatonya, Jokowi memperkenalkan istilah PSI sebagai Partai Super Tbk. Menurutnya, hal tersebut berarti PSI adalah partai terbuka alias tidak ada kepemilikan segelintir orang.

"Tidak ada kepemilikan elit, tidak ada kepemilikan keluarga," kata Jokowi dalam pidatonya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved