Survei ISDS dan Litbang Kompas: Kehadiran Tiongkok di Laut China Selatan Ancaman Bagi Indonesia
Mayoritas responden menilai kehadiran Tiongkok di Laut China Selatan (LCS) menjadi ancaman bagi negara ASEAN dan Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei persepsi publik terkait kedaulatan negara dari Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dan Litbang Kompas menunjukkan mayoritas responden menilai kehadiran Tiongkok di Laut China Selatan (LCS) menjadi ancaman bagi negara ASEAN dan Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 76,6 persen responden memandang kehadiran China di Laut China Selatan menjadi ancaman bagi ASEAN.
Sebanyak 15,4 persen responden memandang kehadiran China di Laut China Selatan menjadi keuntungan bagi ASEAN.
Sebanyak 8,0 persen responden menyatakan tidak tahu.
Sebanyak 76,1 persen responden memandang kehadiran China di Laut China Selatan menjadi ancaman bagi Indonesia.
Sebanyak 17,2 persen responden memandang kehadiran China di Laut China Selatan menjadi keuntungan bagi ASEAN.
Sebanyak 6,8 persen responden menyatakan tidak tahu.
"Artinya, (bagi mayoritas responden) kehadiran China ini menjadi ancaman bagi ASEAN maupun bagi Indonesia," kata Peneliti Litbang Kompas Dimas Okto Danamasi saat rilis survei di kanal Youtube ISDS Indonesia pada Kamis (17/7/2025).
"Namun, di samping dilihat sebagai ancaman, ada juga yang melihatnya sebagai keuntungan. Di mana (responden) memandang keuntungan (kehadiran China di Laut China Selatan) bagi ASEAN lebih kecil dibanding Indonesia," lanjut dia.
Survei menunjukkan sebanyak 51,7 persen responden berlatar belakang Generasi Y atau berusia 28 sampai 43 tahun, dari total 15,4 persen responden yang memandang kehadiran China di Laut China Selatan menguntungkan bagi negara-negara ASEAN.
Sedangkan sebanyak 18,9 persen responden berlatar belakang Generasi Z (17 - 27 tahun) dari total 15,4 persen responden yang memandang kehadiran China di Laut China Selatan menguntungkan bagi negara-negara ASEAN.
"Mungkin setiap generasi punya pengalaman sendiri. Mungkin kalau generasi Baby Boomer masih melihat adanya perang-perang sebelumnya. Kalau generasi yang baru ini kan mungkin perang itu jauh dari mereka," pungkas Dimas.
Metode dan Latar Belakang Survei
Survei dilakukan dengan metode kuantitatif jajak pendapat melalui telepon.
Instrumen awal yang digunakan dalam survei adalah kuisioner.
Taiwan Deteksi 31 Pesawat, 13 Kapal, 3 Kapal Utama China di Dekat Pulau, Tanda-tanda Serbuan? |
![]() |
---|
Sosok Yu Menglong, Aktor Beken Tiongkok yang Tewas Usai Terjatuh dari Lantai 5 |
![]() |
---|
J-20 China Vs Su-57 Rusia: Jet Tempur Berfitur Siluman Mana yang Lebih Unggul? |
![]() |
---|
Sosok 6 Tersangka Tambang Emas Ilegal di Keerom Papua, Ada 4 WNA Tiongkok |
![]() |
---|
Bobol Rumah Mewah Rp4,5 Miliar di Karawaci, 2 WNA China Diciduk saat Hendak Kabur ke Shanghai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.