Jumat, 3 Oktober 2025

Ijazah Jokowi

Menyoroti Gestur Jokowi Saat Ditanya Soal Ijazah dan Pemakzulan Gibran: Marah tapi Tidak Eksplosif

Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai, Jokowi pandai menyembunyikan emosi di balik reaksi atau ekspresi standar yang dia tampilkan.

Tangkap layar TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Dalam foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Solo, Jawa Tengah Senin (14/7/2025). Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menyoroti bahasa tubuh atau gestur Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ditanya soal ijazah dan desakan pemakzulan anak sulungnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menyoroti bahasa tubuh atau gestur mantan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat ditanya soal ijazah dan desakan pemakzulan anak sulungnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya, Jokowi menyebut, ada agenda besar politik untuk menjatuhkan reputasinya saat menanggapi polemik tudingan ijazah palsu dan pemakzulan Gibran.

Hal ini disampaikan mantan Wali Kota Solo itu kepada awak media di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).

Dua isu tersebut memang gencar menerpa Jokowi setelah dirinya tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.

"Ini perasaan politik saya mengatakan, ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade," kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi menegaskan tidak terpengaruh dan menganggap tudingan-tudingan itu sebagai hal yang biasa saja. 

"Biasa-biasa aja lah," ujarnya.

Saat memberi tanggapan tersebut, Jokowi terlihat berdiri di depan pintu rumahnya dan mengenakan kemeja putih

Ia menyampaikan tanggapannya dengan tenang, tanpa terlihat banyak gerakan tangan ataupun ekspresi mimik wajah yang mencolok.

Pandai Sembunyikan Emosi

Terkait gestur Jokowi ini, pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai, Jokowi pandai menyembunyikan emosi di balik reaksi atau ekspresi standar yang dia tampilkan.

Baca juga: Bukan Ketua Umum, DPD PSI Sukoharjo Ungkap Posisi Jokowi: Rencananya Dewan Pembina

"Kalau kita lihat di bagian sini, sebetulnya ini kan reaksi standar yang biasa dilakukan oleh Pak Jokowi, dan buat saya, ini cara Pak Jokowi untuk menyembunyikan emosinya," kata Kirdi, dikutip dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di kanal YouTube tvOneNews, Selasa (15/7/2025).

Kirdi juga menyebut, Jokowi sudah terbiasa memasang ekspresi standar, berkat pengalaman kehidupannya.

Selain itu, Kirdi menilai, tentu Jokowi sudah mempersiapkan bagaimana dirinya agar tidak bereaksi berlebihan saat menghadapi wartawan.

Dalam foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Solo, Jawa Tengah Senin (14/7/2025).
Dalam foto: Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Solo, Jawa Tengah Senin (14/7/2025). (Tangkap layar TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sebab, pertanyaan yang dilontarkan wartawan atau awak media sudah diatur dalam script tertentu.

"[Reaksi, red.] Itu bukan muncul karena 'memang aslinya cuman sama saja'. Enggak. Bisa juga pengalaman selama sekian puluh tahun kehidupannya beliau sudah tahu, kalau menyatakan sesuatu tuh enggak usah terlalu ekspresif," jelasnya.

"Nah, dalam hal ini kalau kita bicara wawancara media, sekelas Pak Jokowi nggak mungkin ditanya tiba-tiba oleh yang mau wawancara di depannya di luar script," tambah Kirdi.

"Artinya kan sudah ada diskusi sebelumnya sehingga kemampuan Pak Jokowi untuk menjaga wajah itu sebetulnya cukup bagus. Pak Jokowi tahu harus seperti apa," imbuhnya.

Marah atau Hanya Kesal Saat Ditanya Pemakzulan Gibran?

Selanjutnya, Kirdi menyoroti gestur Jokowi saat disinggung pertanyaan tentang isu pemakzulan Gibran Rakabuming Raka.

Saat itu, menurut Kirdi, ada ekspresi dasar berupa marah yang tidak meledak-ledak sembari menahan sesuatu dalam hati.

Kirdi menyebut, ada kesan bahwa Jokowi lebih ke kesal daripada marah besar.

"Nah, bagian sini tepat tadi barusan lewat gitu ya, itu adalah ekspresi ketika seseorang dasarnya itu namanya anger," kata Kirdi.

"Dasar itu marah, cuman tidak ditampilkan seperti marah yang meledak-ledak atau eksplosif, tetapi menahan sesuatu di dalam," jelasnya.

"Nah, marahnya kenapa? Itu yang nggak bisa kita langsung hubungkan dengan masalah ijazah. Tetapi cenderung ketika pertanyaan terakhir itu, masalah pemakzulan Gibran," ujarnya.

"Bisa terhubung ke situ ya. Tetapi saya tidak berani untuk bilang bahwa ini marah, karena tarikan [samping mata, senyum, red.] itu tidak secara jelas terlihat," papar Kirdi.

"Lebih cenderung kesal. Marah, tapi dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi, skala 1 sampai 5, ini 3 lah enggak sampai. Enggak sampai 5, kurang lebih seperti itu," tandasnya.

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved