Ijazah Jokowi
Jokowi Curiga Ada Agenda Besar di Balik Kasus Ijazah Palsu, PDIP: Rakyat Tak Butuh Keluh Kesah
Aria Bima memaklumi pernyataan Jokowi yang menyebut ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu hingga pemakzulan wapres.
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Aria Bima, mengkritisi pernyataan Presiden ke-7 Joko Widodo yang menyinggung soal adanya agenda besar di balik isu ijazah palsu hingga pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Aria memaklumi pernyataan Jokowi sebagai bentuk intrik politik.
Baca juga: Roy Suryo Pamer Kaus Raja Jawa saat Beber Analisis Ijazah Jokowi: Kita Melawan Sesuatu Sangat Jahat
Menurutnya, hal tersebut lumrah dalam politik sehingga tak perlu diumbar ke publik.
"Maksud saya, Pak Jokowi juga memahami itu gitu, juga ngerti masalah itu dan itu yang harus diatasi beliau, yang tidak perlu harus disampaikan ke publik," kata Aria di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/7/2025).
Sebelumnya, Jokowi dalam wawancara dengan wartawan di Solo, Senin (14/7/2025), mengaku mencium adanya "agenda besar politik" di balik serangkaian isu yang menerpanya setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Ia menyebut isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wapres Gibran sebagai bagian dari upaya sistematis untuk merusak reputasi politiknya.
"Ini perasaan politik saya, ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade," kata Jokowi.
Baca juga: 5 Alumni UGM Angkatan 85 Serahkan Ijazah ke Roy Suryo, Eks Menpora: Beda Tajam dengan Ijazah Jokowi
Meski demikian, ia menegaskan bahwa dirinya tidak terpengaruh dan menganggap tudingan-tudingan itu sebagai hal yang biasa saja.
"Biasa-biasa aja lah," kata Jokowi.
Aria menegaskan, masyarakat saat ini tidak membutuhkan keluh kesah dari pemimpin, apalagi yang berkaitan dengan urusan pribadi.
"Kelihatannya rakyat tidak membutuhkan keluh kesah, yang terkait dengan urusan-urusan pribadi sosok-sosok pemimpin saat ini," ujarnya.
Rakyat, kata Aria, justru mengharapkan arahan yang mampu membangkitkan semangat dan optimisme di tengah situasi ekonomi yang sulit.
"Boleh ditanyakan pelaku UMKM, boleh ditanyakan petani, boleh ditanyakan ke nelayan, boleh ditanyakan ke hampir sebagian besar masyarakat yang pengangguran sudah mencapai demikian tinggi, angka kemiskinan sudah tembus di angka 60 persen rakyat kita," ucapnya.
Oleh karena itu, dia berharap Jokowi dapat menunjukkan peran sebagai negarawan yang memberi arah dan harapan bagi masyarakat.
"Jadi, butuh ada suntikan dorongan selaku negarawan dan saya percaya sebenarnya beliau bisa untuk menyampaikan statement-statement atau arah-arah untuk rakyat ini bangkit," imbuh Aria.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.