Pendaki Tewas di Gunung Rinjani
Tanggapi Tewasnya Juliana Marins, Rocky Gerung: Gunung Rinjani Harusnya Bukan buat Pemula
Rocky Gerung juga mengatakan, seharusnya jumlah pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Rinjani dibatasi demi keamanan dan keselamatan.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus aktivis Rocky Gerung menanggapi insiden tragis tewasnya pendaki asal Brazil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rocky Gerung menilai perlu ada aturan baru bahwa Gunung Rinjani tidak boleh untuk pendaki pemula.
Hal ini disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) yang juga hobi naik gunung itu dalam acara The Prime Show yang diunggah di kanal YouTube Official iNews, Rabu (9/7/2025).
"Memang harus begitu [Gunung Rinjani bukan untuk pemula, red.]," kata Rocky Gerung.
Ia menyoroti fenomena FOMO atau fear of missing out yang membuat semakin banyak orang datang ke Gunung Rinjani hanya karena tak mau ketinggalan tren.
Karena FOMO, banyak yang mengabaikan aspek persiapan dan kehati-hatian sebelum mendaki, dan hal inilah yang dinilai berbahaya oleh Rocky Gerung.
"Dan sekarang saya perhatikan itu di Instagram, tiba-tiba 'yuk naik gunung ketemu di mana,' itu backpackering (red: Backpacking) gitu. Itu berbahaya kan," paparnya.
"Apa namanya? Fear of missing out gitu kan. Jadi ikut-ikutan tuh," tambahnya.
Lalu, Rocky Gerung menilai, seharusnya setiap pendaki, terlepas berapa banyak pengalamannya, harus memperlakukan setiap gunung sebagai kali pertama mendaki.
Sehingga, harus membuat persiapan sebaik dan semaksimal mungkin.
"Padahal kita tahu bahwa, saya misalnya, saya sudah 40 tahun naik gunung itu. Setiap kali kita naik gunung, kita mesti anggap itu pengalaman pertama tuh," kata Rocky.
Baca juga: Gibran Ditugaskan ke Papua, Rocky Gerung: Biar Punya Kapasitas, daripada Pamer Aura Farming
"Jadi prinsip aklimatisasi, baju panas, menghitung jumlah oksigen yang mesti dihemat, segala macam kan," tambahnya.
"Jadi tetap mesti ada prosedur tuh, karena ini olahraga berbahaya," imbuhnya.
Kemudian, Rocky Gerung menilai, Gunung Rinjani dijadikan ajang cari keuntungan semata, padahal kondisinya sekarang sudah berbeda.
Apalagi setelah ada gempa dan erupsi, kawasan puncaknya semakin sempit.
Sehingga, hal tersebut seharusnya dijadikan peringatan bagi para calon pendaki agar lebih waspada.
"Walaupun kita tahu bahwa ya makin lama sebetulnya makin aman tuh naik gunung karena ada peralatan teknologi. Tetapi banyak yang hanya ingin cari untung," jelas Rocky Gerung.
"Misalnya, Rinjani itu setelah dua, tiga tahun lalu gempa, kan puncak gunungnya dulu bisa 20 - 30 orang. Sekarang mungkin 10 orang sudah sempit kan," ujarnya.
"Padahal itu mesti diterangkan dari awal, bahwa gunung ini belum stabil, baru selesai erupsi," tambahnya.
Rocky Gerung juga mengatakan, seharusnya jumlah pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Rinjani dibatasi demi masalah keamanan dan keselamatan.
Apalagi, saat ini jumlah pendaki baik domestik maupun mancanegara di gunung yang dikenal dengan Danau Segara Anak tersebut semakin banyak.
"Demikian juga aturan untuk naik, maksimal 10 orang per 5 jam, misalnya. Ini enggak ada kan, tiba-tiba semua bergerombol di situ," kata Rocky.
"Maka ya dengan sendirinya potensi kecelakaan terjadi, apalagi mungkin lima tahun lalu itu datanya 10.000 orang per tahun, sekarang sudah 60.000 orang naik gunung itu, dan itu jadi gunung internasional karena keindahannya," jelasnya.
Kasus Tewasnya Juliana Marins
Dikutip dari Kompas.com, pendaki sekaligus solo traveler asal Brazil, Juliana Marins (26), terjatuh saat pendakian menuju puncak atau summit attack Gunung Rinjani, dari tepi jurang Cemara Nunggal ke arah Danau Segara Anak, pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Evakuasi jenazahnya memakan waktu empat hari karena sulitnya medan dan cuaca.
Tim penyelamat pun mempertaruhkan keselamatan mereka demi membawa Juliana Marins turun dari medan ekstrem Gunung Rinjani.
Jenazah Juliana Marins akhirnya dimakamkan di Rio de Janeiro pada Jumat (4/7/2025).
Sebagai informasi, jalur menuju puncak Gunung Rinjani merupakan salah satu bagian yang harus diwaspadai oleh para pendaki.
Jalur ini berada di punggungan dinding kaldera timur laut Rinjani dengan elevasi ketinggian dari sekitar 2.900 mdpl sampai ke puncak setinggi 3.726 mdpl.
Sebenarnya, jalur menuju puncak Rinjani tidaklah sempit. Pendaki masih bisa berpapasan dengan aman.
Namun, jalur ini berada di tepi jurang.
Terlebih di sisi kaldera Rinjani (yang ada Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari) merupakan tebing nyaris vertikal dan sangat dalam.
Jika sampai terjatuh di sisi tersebut, maka akibatnya akan fatal.
Juliana Marins terjatuh ke jurang yang menghadap ke sisi kaldera ini, dan kabarnya wanita muda tersebut memang baru pertama kali naik gunung.
(Tribunnews.com/Rizki A.) (Kompas.com (1) dan (2))
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.